Jakarta – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menghadapi beban finansial berat setelah resmi memecat Shin Tae-yong dari jabatan pelatih Timnas Indonesia. Keputusan ini diumumkan oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta, Senin (6/1/2025).
Meski masih terikat kontrak hingga 2027, pemecatan Shin mengharuskan PSSI membayar kompensasi pesangon yang tidak sedikit. Dengan gaji tahunan Shin yang mencapai Rp 20 miliar, PSSI berpotensi mengeluarkan hingga Rp 60 miliar untuk menuntaskan kewajiban ini.
“Pemutusan kontrak ini adalah keputusan sulit, namun kami yakin ini langkah terbaik untuk masa depan tim nasional. Kami juga tetap menghormati kontrak yang ada, termasuk kewajiban finansial,” ujar Erick Thohir dalam konferensi pers.
Menurut laporan, kontrak Shin Tae-yong yang diperpanjang pada 2022 menjadi salah satu yang termahal dalam sejarah PSSI. Besarnya kompensasi menjadi dilema tersendiri, terutama karena anggaran PSSI juga dialokasikan untuk program pembinaan dan pengembangan sepak bola di tingkat usia dini.
Shin Tae-yong dipecat setelah hasil kurang memuaskan di Piala AFF 2024, di mana Indonesia hanya mampu bertahan di fase grup meski diperkuat mayoritas pemain muda. Evaluasi PSSI menyebutkan bahwa strategi Shin dianggap kurang efektif untuk target jangka panjang, seperti lolos ke Piala Dunia 2026.
Dalam tanggapannya, Shin Tae-yong menerima keputusan PSSI dengan legowo dan mendoakan kesuksesan Timnas di masa mendatang.
“Coach Shin menunjukkan profesionalisme yang luar biasa. Ia memahami keputusan ini dan berharap Timnas Indonesia sukses di kualifikasi Piala Dunia mendatang,” ujar Manajer Timnas, Sumardji.
Beban pesangon Shin Tae-yong memunculkan pertanyaan soal dampaknya pada keuangan PSSI. Beberapa pengamat menilai dana sebesar itu berpotensi menghambat program lain, seperti peningkatan fasilitas pelatihan atau pengembangan liga.
Namun, Erick Thohir memastikan bahwa PSSI akan mencari jalan keluar agar dampak finansial ini tidak mengganggu operasional lainnya.
“Kami perlu menjadi teladan dalam memenuhi kewajiban kontrak, sekaligus memastikan keberlanjutan program yang ada,” tambah Erick.
Dengan pelatih baru yang akan diumumkan pada 12 Januari 2025, PSSI diharapkan mampu melanjutkan target ambisius mereka, termasuk lolos ke Piala Dunia 2026.
