Jakarta – Sebanyak 27 dokter spesialis resmi diberangkatkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk mengikuti program pendidikan dan penelitian di China dan Jepang. Program ini bertujuan mengatasi kekurangan tenaga medis ahli jantung di Indonesia, terutama di daerah yang minim fasilitas kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa para dokter spesialis yang diberangkatkan terdiri atas 22 spesialis kardiologi intervensi dan 5 spesialis neurologi intervensi. Data Kemenkes menunjukkan 372 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia masih belum memiliki alat maupun tenaga medis yang mampu menangani kasus jantung secara efektif, seperti kateterisasi jantung atau trombektomi.
“Ini adalah tantangan serius untuk sektor kesehatan kita. Kita harus mempersiapkan layanan kesehatan untuk menyelamatkan ratusan ribu masyarakat yang meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung,” ujar Budi di Jakarta Selatan, Senin (6/1/2025).
Budi menambahkan bahwa idealnya penanganan pasien jantung harus dilakukan kurang dari dua jam. Namun, dengan keterbatasan alat dan tenaga medis, banyak pasien harus dirujuk ke rumah sakit di tingkat provinsi, yang sering kali memakan waktu lebih lama.
Untuk mempercepat peningkatan kualitas layanan kesehatan jantung, pemerintah menggunakan dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk membiayai program fellowship ini. Selama satu tahun, para dokter akan memperdalam keahlian mereka di rumah sakit ternama seperti Fudan University Zhongshan Hospital, Zhongda Hospital, dan Sapporo Cardiovascular Center.
Bayushi Eka Putra, salah satu peserta program yang merupakan spesialis jantung dan pembuluh darah dari RSUD Berkah Pandeglang, mengungkapkan rasa optimisnya terhadap kesempatan ini. “Ini adalah kesempatan besar untuk memperdalam keahlian sekaligus berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat,” ujarnya.
Selain memperdalam keahlian diagnosis dan pengobatan, para peserta juga akan belajar teknologi terbaru dalam penanganan penyakit jantung. Harapannya, sekembalinya ke Indonesia, mereka dapat membantu memperkuat layanan kesehatan di berbagai daerah, khususnya wilayah terpencil.
Pemerintah menargetkan program ini dapat meningkatkan akses dan kualitas kesehatan jantung di Indonesia secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.