Jakarta – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Said Abdullah, menegaskan bahwa hubungan antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Prabowo Subianto tetap harmonis. Pernyataan ini merespons isu keretakan hubungan kedua tokoh yang sempat ramai dibicarakan pasca-Pilpres 2024.
“Tidak ada alasan yang bisa menyebabkan hubungan Ibu Mega dan Presiden Prabowo retak. Mereka telah bersahabat sejak lama, dan hubungan itu tetap terjaga,” ujar Said Abdullah, Jumat (17/01/2025).
Menurut Said, Megawati juga berharap agar Prabowo dapat menjalankan kepemimpinannya dengan baik, termasuk menjunjung tinggi penegakan hukum.
“Harapan Ibu Mega adalah agar Presiden Prabowo menjadi pelopor pembangunan hukum dan menciptakan kebijakan yang memperkuat ekonomi nasional. Ini adalah harapan kita semua,” tambah Said.
Sebelumnya, Megawati dan Prabowo diketahui berbicara langsung melalui aplikasi Zoom sebelum Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (13/01/2025). Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai hal, termasuk status hukum Hasto.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, yang memprakarsai pertemuan virtual tersebut, membantah kabar bahwa diskusi itu memengaruhi proses hukum Hasto.
“Proses hukum di KPK tidak bisa diintervensi oleh siapapun. Tidak ada kaitan antara pertemuan Megawati dan Prabowo dengan keputusan KPK terhadap Hasto,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/01/2025).
Hasto, yang diperiksa selama 3,5 jam sebagai tersangka kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan, tetap melenggang bebas usai pemeriksaan tersebut. Meski begitu, Dasco menegaskan bahwa proses hukum akan tetap berjalan sesuai prosedur yang berlaku.
Melalui klarifikasi ini, PDIP sekaligus menepis berbagai spekulasi mengenai dinamika hubungan Megawati dan Prabowo. Hubungan baik kedua tokoh ini diyakini akan terus menjadi fondasi kuat bagi stabilitas politik Indonesia ke depan.