Pyongyang – Setelah lima tahun menutup perbatasan akibat pandemi COVID-19, Korea Utara akhirnya kembali membuka pintunya bagi wisatawan asing. Namun, akses masih terbatas hanya di Zona Ekonomi Khusus Rason, yang berbatasan dengan Rusia dan China.
Nicolas Pasquali, seorang wisatawan Argentina-Italia, menjadi salah satu dari 12 turis asing pertama yang masuk ke Korea Utara dalam rombongan tur dari Beijing. “Ketika saya tahu Korea Utara terbuka, saya langsung berangkat. Ini adalah negara terakhir dalam daftar perjalanan saya,” katanya.
Selama empat hari, para turis mengunjungi sekolah, pabrik, tempat pembuatan bir, serta pasar lokal di Rason yang menjual berbagai produk asing. Namun, mereka tetap berada di bawah pengawasan ketat dan tidak diizinkan berbicara dengan warga lokal tanpa izin.
Direktur pemasaran Young Pioneer Tours, Justin Martell, mengatakan bahwa meskipun rencana perjalanan kali ini lebih terstruktur dan kurang fleksibel, ada beberapa atraksi baru yang diperkenalkan, termasuk pengalaman mencicipi makanan jalanan lokal dan kunjungan ke bar di dalam pasar.
Namun, ibu kota Pyongyang tetap tertutup bagi wisatawan asing, kecuali dari Rusia. Sejak Februari 2024, turis Rusia telah diizinkan masuk seiring dengan semakin eratnya hubungan antara Moskow dan Pyongyang.
Analis menilai bahwa jika Pyongyang dibuka untuk turis asing, itu bisa menjadi sinyal bahwa Korea Utara lebih terbuka terhadap dunia luar.
“Saya ingin pergi ke Pyongyang, menjelajahi lebih jauh wilayah selatan. Saya ingin tahu lebih banyak,” ujar Pasquali.
Sementara itu, turis asal China, yang dulunya mendominasi kunjungan ke Korea Utara, belum mendapat izin masuk kembali. Hubungan antara China dan Korea Utara sempat merenggang sejak perang Rusia-Ukraina pecah pada 2022, dengan Pyongyang memberikan dukungan kepada Rusia.
Menurut profesor studi Korea Utara di Universitas Wanita Ewha, Park Won Gon, kebijakan Korea Utara kini lebih condong ke Rusia daripada China. “Jika hubungan AS dan China memburuk, mungkin Beijing akan lebih mendekat ke Pyongyang. Namun, Korea Utara saat ini tidak lagi tertarik untuk menjalin hubungan baik dengan AS atau dunia Barat,” katanya.
Dengan pembukaan kembali pariwisata, Korea Utara berpotensi mendapatkan pemasukan tambahan, tetapi kebijakan pembatasan wilayah masih menunjukkan sikap tertutup rezim Kim Jong Un terhadap dunia luar.
