Jakarta – Di tengah meningkatnya kebutuhan menjelang Idulfitri 1446 H, lonjakan harga bawang putih menjadi sorotan. Meski harga dari distributor tetap stabil di angka Rp32.500 per kilogram, namun harga di pasaran melambung tinggi, bahkan tembus hingga Rp60.000 per kilogram.
Pemilik PT Bumi Agro Transport, Lelly R. Rustam, mengatakan harga yang dijual importir saat ini masih di kisaran Rp31.000–Rp32.000 per kilogram, sehingga ia hanya menambahkan sedikit margin.
“Kalau dari ibu cuma jual Rp32.500 kok. Ibu dapat dari importir Rp31.000–Rp32.000. Ibu jual ke bawah Rp32.500,” jelas Lelly, Jumat (28/3/2025).
Ia menambahkan, sebelumnya harga dari importir sempat mencapai Rp33.000–Rp34.000, namun kini menurun karena harga bawang putih di China juga turun.
Namun di lapangan, harga yang ditemukan jauh dari angka tersebut. Berdasarkan pantauan di Pasar Induk Kramat Jati, harga bawang putih kupas mencapai Rp45.000 per kg, sementara bawang putih biasa di kisaran Rp40.000 per kg.
“Bawang putih untuk yang kupas sekarang ada di harga Rp45 ribu. Yang biasa Rp40.000. Ini naik karena ongkos kupasnya juga,” kata Andri (48), pedagang bahan pokok di Kramat Jati.
Di sisi lain, di Pasar Cipinang Muara, harga bawang putih bahkan tembus Rp60.000 per kilogram. Pedagang di sana menyebut kenaikan ini terjadi dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh berkurangnya pasokan.
“Kalau mau Lebaran biasa naik gini, karena pasoakannya berkurang,” ujar Ari (51), pedagang asal Cipinang.
Kondisi ini dikeluhkan pembeli, seperti Mira (55), penjual warteg di Ciracas. “Menjelang Lebaran pasti naik. Susah juga, apalagi saya butuh banyak buat masak di warung,” keluhnya.
Ulah spekulan yang menahan pasokan dan menaikkan harga di tingkat eceran membuat selisih harga dengan distributor semakin jomplang. Padahal, dari sisi hulu, tidak ada lonjakan signifikan.
