Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Titik Berat Indonesia dalam Konflik Timur Tengah

Perang terbuka Israel–Iran menuntut negara-negara Asia, termasuk Indonesia, untuk bersikap geopolitik aktif dan bijak.
Udex MundzirUdex Mundzir21 Juni 2025 Opini
peran geopolitik Indonesia dalam konflik Israel–Iran
Ilustrasi peran geopolitik Indonesia dalam konflik Israel–Iran.
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Konflik Israel–Iran kini bukan soal rivalitas regional. Ini adalah penentu arah baru di kawasan, yang berdampak langsung ke kepentingan global—termasuk Indonesia.

Semula, konflik ini dipandang sebagai lanjutan sengketa Palestina. Namun kini eskalasinya membawa implikasi strategis yang jauh lebih luas. Perang balasan langsung, serangan siber, hingga ancaman nuklir, mengubah dinamika global dan memaksa negara-negara Asia merenungkan kembali posisi mereka.

Bagi Indonesia, negara dengan penduduk Muslim terbesar, perang ini membawa tantangan moral sekaligus strategis. Kami dipanggil untuk membela prinsip kemanusiaan—bukan mendukung salah satu pihak. Solidaritas terhadap rakyat Palestina harus dipertahankan, tetapi tidak dengan memperdalam konfrontasi yang menjurus perang global.

Indonesia juga memiliki peran diplomatik yang signifikan. Sebagai anggota G20 dan negara pemimpin negara berkembang, kita bisa memediasi pembicaraan damai. Negara seperti Turki sudah tampil; Indonesia pun bisa mengambil posisi lebih proaktif, tanpa kehilangan netralitas.

Kebijakan luar negeri bebas aktif yang dijalankan sejak Orde Lama kini diuji dalam kondisi ekstrim. Indonesia harus mampu mengombinasikan pendekatan diplomasi dengan tekanan moral dan bantuan kemanusiaan. Jalur lintas multilateral seperti OKI dan ASEAN bisa digunakan untuk menyerukan penghentian kekerasan dan memperkuat akses kemanusiaan.

Dampak ekonomi juga nyata: harga minyak melonjak akibat gangguan pasokan dari Teluk. Indonesia yang masih mengimpor energi akan merasakan kenaikannya. Inflasi pangan dan energi akan semakin membebani anggaran rumah tangga, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Pemerintah harus mengambil langkah antisipatif, seperti menyiapkan pasokan nasional dan subsidi tepat sasaran.

Secara geopolitik, konflik ini juga membuka peluang bagi negara-negara seperti China dan Rusia untuk memperkuat pengaruhnya di Asia Barat. Amerika Serikat tampak enggan terlibat langsung, membuka celah strategis bagi kekuatan global lain. Indonesia harus bersiap menghadapi peta aliansi baru yang tumbuh dari krisis ini.

Dalam konteks ini, isu keamanan maritim menjadi penting. Jalur perdagangan dari dan ke Timur Tengah melintas Selat Malaka dan Laut Jawa. Eskalasi konflik meningkatkan risiko serangan terhadap kapal niaga. Pemerintah perlu meningkatkan keamanan pelayaran, memperkuat kerja sama perikanan militer dengan negara tetangga, dan mengikuti protokol deteksi dini terhadap ancaman rudal atau sabotase.

Indonesia juga punya tanggung jawab dalam melawan narasi perang. Di era media sosial, opini publik mudah terpolarisasi. Indonesia harus memproduksi narasi damai, berdasarkan fakta dan kemanusiaan, bukan retorika permusuhan. Duta Besar RI di PBB dan media resmi harus lebih agresif mengkampanyekan gencatan senjata dan akses kemanusiaan.

Langkah nyata bisa berupa penyediaan tim medis, bantuan pangan dan air bersih ke Jalur Gaza atau wilayah sipil Iran, lewat lembaga seperti Muhammadiyah, NU, atau Palang Merah Indonesia, serta badan kemanusiaan internasional. Ini akan menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya berargumen di meja diplomasi, tapi juga bergerak di lapangan.

Indonesia juga memiliki peluang untuk menjadi jembatan dialog lintas agama dan budaya. Dengan mendorong forum dialog antara ulama, cendekiawan, dan tokoh masyarakat dari berbagai negara, kita dapat menurunkan ketegangan sektarian dan memperkuat perdamaian regional.

Menghindari perang terbuka adalah kepentingan nasional. Karena konflik ini bukan hanya tantangan di Timur Tengah, tetapi juga soal keamanan energi, stabilitas ekonomi, dan moral internasional. Sebaliknya, jika Indonesia tetap pasif, kita berisiko kehilangan peran strategis dalam arsitektur dunia baru pasca-Perang Teluk.

Indonesia kini di persimpangan geopolitik. Pilihan politik luar negeri kita akan menentukan posisi negara—apakah hanya jadi penonton atau justru menjadi arsitek perdamaian.

Jika kita memilih perdamaian, negara bangsa ini bisa menjadi contoh konstruktif dalam diplomasi global. Saatnya Indonesia bergerak—dengan bijak dan berdaya—demi stabilitas dan arah baru kawasan Asia yang lebih damai.

Diplomasi Indonesia Geopolitik Asia Indonesia Global Perdamaian Dunia Solusi Konflik
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleIsrael vs Iran: Medan Dominasi, Bukan Lagi Proxy
Next Article Mengemudi Visi, Bukan Hanya Mobil Listrik

Informasi lainnya

Cuaca Panas? Inilah Tanaman yang Bisa Menyejukan Rumah

21 Oktober 2025

Mengemudi Visi, Bukan Hanya Mobil Listrik

21 Juni 2025

Bela Negara Bukan Membungkam Kritik

13 Juni 2025

Jangan Normalisasi Israel

31 Mei 2025

Menag Harap Paus Leo XIV Lanjutkan Komitmen Damai

9 Mei 2025

KDM, Calon Diktator yang Terlihat Merakyat

1 Mei 2025
Paling Sering Dibaca

Diesel X: BBM Baru Pertamina yang Lebih Efisien dan Ramah Lingkungan

Techno Assyifa

Ketika Putra Mahkota Solo ‘Menyesal’ Bergabung dengan Republik

Editorial Udex Mundzir

Mengenal Kandungan Gizi Es Krim Vanila

Food Alfi Salamah

Menjadi Kepala Daerah

Gagasan Syamril Al-Bugisyi

Temukan 3 Jam Produktif dalam Seharimu!

Daily Tips Assyifa
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.