Jakarta – Bank Indonesia (BI) tengah mendorong perluasan layanan pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) ke Arab Saudi. Langkah ini ditujukan untuk mempermudah transaksi keuangan jemaah haji dan umrah asal Indonesia sehingga tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan saat ini QRIS sudah digunakan secara luas di dalam negeri dengan 57 juta pengguna dan 40 juta merchant, mayoritas berasal dari sektor UMKM. “QRIS sudah dipakai 57 juta pengguna dan juga 40 juta merchant, terutama merchant UMKM,” ujar Perry saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Jumat (22/8/2025).
Ia menjelaskan, layanan QRIS kini sudah dapat digunakan di beberapa negara, termasuk Malaysia, Singapura, Thailand, hingga Jepang. BI juga menargetkan integrasi sistem pembayaran ini dengan Tiongkok dan Arab Saudi. “Sekarang juga sudah bisa dipakai di Jepang, dan kami akan mencoba ke Cina, dengan Saudi Arabia untuk mendukung jemaah umrah dan haji,” kata Perry.
Penggunaan QRIS di Arab Saudi dinilai penting karena setiap tahun Indonesia mengirimkan ratusan ribu jemaah haji dan umrah. Dengan adanya fasilitas pembayaran digital, jemaah akan lebih aman dan praktis bertransaksi, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun belanja selama berada di Tanah Suci.
Perry menambahkan, BI akan terus bersinergi dengan pemerintah dalam mendukung stabilitas ekonomi nasional. “Kami dari Bank Indonesia akan terus mendukung program-program pemerintah menjaga stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan tentu saja dalam koordinasi fiskal moneter APBN,” jelasnya.
Jika implementasi QRIS di Arab Saudi terealisasi pada musim haji mendatang, maka Indonesia akan menjadi salah satu negara pertama yang menerapkan sistem pembayaran digital lintas negara untuk kebutuhan ibadah haji.