Kairo – Sebuah video yang menunjukkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan keluar dari ruangan saat Presiden Prabowo Subianto berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Developing Eight (D-8) di Kairo, Mesir, Kamis (19/12/2024), menjadi sorotan. Momen tersebut terlihat dalam siaran Youtube Sekretariat Presiden dan langsung memicu perbincangan luas di media sosial.
Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Hartyo Harkomoyo, menanggapi dengan menegaskan bahwa hubungan antara Presiden Prabowo dan Presiden Erdogan tetap harmonis. Hartyo menyebut insiden tersebut bukan hal yang luar biasa dalam diplomasi internasional.
“Masing-masing negara memiliki hak untuk menentukan kapan ketua delegasi mereka duduk atau meninggalkan ruangan dalam suatu sidang internasional. Presiden RI juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Erdogan dalam suasana persahabatan,” ujar Hartyo, Minggu (22/12).
Dalam video yang beredar, sejumlah delegasi terlihat meninggalkan kursi mereka saat Presiden Prabowo berbicara. Namun, Hartyo memastikan bahwa insiden ini tidak memengaruhi jalannya pertemuan maupun hubungan diplomatik antara kedua negara.
Dalam pidatonya di KTT D-8, Presiden Prabowo menyerukan pentingnya solidaritas dan kerja sama antarnegara Muslim. Ia menyoroti lemahnya langkah nyata dalam mendukung isu perdamaian dan kemanusiaan.
“Kami harus melihat realitas dari situasi ini. Kita selalu menyatakan dukungan untuk Palestina, Suriah, tapi dukungan yang seperti apa?” kata Prabowo dalam pidato yang disiarkan laman Sekretariat Presiden.
Menurut Prabowo, meskipun negara-negara Muslim sering mengeluarkan pernyataan dukungan dan memberikan bantuan kemanusiaan, langkah tersebut belum diimbangi dengan upaya konkret untuk menciptakan perubahan.
“Ketika saudara kita kesusahan, kita memberikan pernyataan dukungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Maaf ini opini saya, tapi mari kita lihat realitasnya. Kita harus bekerja sama, menyamakan suara, dan tidak terpecah belah,” tambahnya.
Insiden ini memunculkan spekulasi tentang dinamika hubungan antarnegara di KTT tersebut. Namun, para analis menilai pertemuan bilateral yang dilakukan Prabowo dan Erdogan usai kejadian itu membuktikan bahwa tidak ada ketegangan yang signifikan.
“Diplomasi antarnegara memiliki dimensinya sendiri. Hal seperti walk out bukan hal baru dalam forum internasional, dan hubungan baik antara Indonesia dan Turki tetap terjaga,” kata pengamat hubungan internasional, Dr. Arif Wibowo.
Publik pun berharap agar solidaritas yang ditekankan Prabowo dalam pidatonya dapat diterjemahkan ke dalam langkah nyata untuk memajukan kerja sama antarnegara Muslim.
