Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Garuda Diselamatkan, Tapi Sampai Kapan?

Suntikan dana jumbo tak akan cukup jika akar masalah dibiarkan tumbuh dalam senyap.
Udex MundzirUdex Mundzir24 Juni 2025 Editorial
Garuda Indonesia (.inet)
Garuda Indonesia (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Rp6,65 triliun kembali mengalir ke tubuh Garuda Indonesia. Uang itu bukan dari kas negara, melainkan pinjaman pemegang saham dari PT Danantara Asset Management (Persero).

Meski ini dianggap tonggak penting bagi transformasi Garuda, pertanyaan mendasarnya tetap menggantung: akankah ini jadi solusi jangka panjang, atau sekadar suntikan adrenalin sebelum kolaps berikutnya?

Dana tersebut akan digunakan untuk pemeliharaan dan kesiapan armada Garuda dan Citilink. Total dukungan pendanaan mencapai 1 miliar dolar AS.

Namun, angka besar ini tak otomatis menjamin perubahan mendasar. Sebab akar persoalan Garuda bukan hanya pada kekurangan dana.

Masalahnya terletak pada tata kelola, inefisiensi, dan ketergantungan pada kebijakan tambal sulam yang tak pernah menyentuh inti persoalan.

Danantara berjanji mendampingi proses transformasi secara profesional dan terukur. Mereka menyebut pendekatan institusional, evaluasi berkala, dan prinsip tata kelola yang baik.

Itu terdengar menjanjikan. Tapi sejarah membuktikan, janji reformasi sering kandas jika tak menyentuh struktur internal yang bermasalah.

Krisis Garuda bukan baru terjadi. Maskapai ini pernah mengajukan PKPU, terlilit utang besar, dan hampir bangkrut.

Langkah-langkah efisiensi pasca-COVID-19 masih menyisakan beban. Kini, Garuda kembali diselamatkan—kali ini dalam format baru: investor negara lewat Danantara.

Kita juga tak bisa menutup mata terhadap potensi politisasi. Jika tak diawasi, suntikan ini bisa mengulang pola lama: proyek penyehatan mahal tanpa pembenahan substansial.

Apalagi dalam kultur BUMN, reformasi sering jadi jargon. Keberanian menyentuh zona nyaman elite pengelola masih sangat minim.

Kepemimpinan Garuda kini memikul tanggung jawab besar. Mereka harus membuktikan bahwa transformasi bukan sekadar manuver keuangan.

Tapi perubahan budaya kerja, efisiensi operasi, dan optimalisasi layanan harus jadi fokus utama. Jika tidak, triliunan rupiah hanya akan jadi napas buatan.

Segmentasi Garuda dan Citilink—sebagai FSC dan LCC—memang langkah logis. Tapi tantangannya terletak pada efisiensi biaya dan manajemen rute.

Pengelolaan SDM, aset, serta kontrak jangka panjang yang boros harus dibenahi. Danantara harus punya kuasa untuk mengatur ulang semuanya.

Publik berhak tahu ke mana dana ini akan digunakan. Tak cukup hanya klaim “untuk perawatan dan operasional”.

Setiap rupiah, langsung maupun tidak dari negara, wajib dipertanggungjawabkan secara terbuka dan terperinci.

Transparansi bukan hanya laporan keuangan. Tapi juga menyangkut strategi bisnis dan siapa saja aktor di balik pengambilan keputusan penting.

Transformasi sejati tak cukup dengan dana. Arah baru harus ditetapkan dengan tegas dan konsisten.

Keputusan sulit seperti restrukturisasi rute, efisiensi pegawai, dan pelepasan aset non-produktif tak bisa ditunda.

Jika tidak dilakukan, suntikan ini hanya akan jadi penundaan dari krisis berikutnya—bukan penyembuhan.

Pemerintah dan publik harus aktif mengawasi. Jangan sampai Garuda hanya “sembuh” di atas kertas.

Reformasi harus menyentuh akar: manajemen, sistem gaji, hingga mentalitas “too big to fail” yang kerap jadi dalih kegagalan.

Nasib Garuda bukan soal dana saja. Tapi soal keberanian berubah.

Dan keberanian itu hanya muncul jika tekanan dari pemegang saham, publik, dan sistem berjalan bersamaan.

Dana Negara Garuda Indonesia Restrukturisasi Maskapai Tata Kelola Keuangan Transformasi BUMN
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleTrump Berlagak Pahlawan Tapi Kesiangan
Next Article Daya Saing Indonesia Merosot 13 Peringkat, Efisiensi Pemerintah Jadi Sorotan

Informasi lainnya

Waspadai, Purbaya Anak Buah Luhut

9 September 2025

Bersih-Bersih Kabinet Prabowo Dimulai

9 September 2025

Orde Baru Jauh Lebih Baik

8 September 2025

Jokowi, Mengapa Masih Ikut Campur?

4 September 2025

Mengakhiri Bayang Jokowi

4 September 2025

Selamat Tinggal Agustus Kelabu: Tinggalkan Joget-joget di Istana

1 September 2025
Paling Sering Dibaca

Hukum Mencukur Bulu Kemaluan dalam Islam

Islami Dexpert Corp

Mubarok dan Amanah Sejati: Pelajaran Jujur dari Seorang Hamba Sahaya

Islami Ericka

Husodo Angkosubroto: Nahkoda Gunung Sewu Group

Profil Ericka

Pilkada Sampang 2024: Situasi Ketat, Mandat Diunggulkan

Editorial Udex Mundzir

Keajaiban Nenek 95 Tahun Tawaf dan Sai Mandiri di Musim Haji

Islami Alfi Salamah
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.