Tangerang – Kabar duka datang dari dunia hukum Indonesia. Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (8/11/2025) di rumahnya di kawasan Tangerang, Banten. Informasi tersebut dikonfirmasi langsung oleh Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, yang menyebut bahwa Antasari telah lama menderita sakit sebelum akhirnya berpulang.
“Iya, benar, Pak Antasari Azhar meninggal dunia. Beliau memang sudah lama sakit,” ujar Boyamin melalui sambungan telepon, Sabtu sore. Ia menambahkan bahwa jenazah akan disalatkan di salah satu masjid di kawasan Serpong, Tangerang, usai salat Asar. “Saya akan ikut menyalatkan di masjid, tapi tidak ikut sampai pemakaman,” lanjutnya.
Antasari Azhar dikenal publik sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia. Ia menjabat sebagai Ketua KPK pada periode awal lembaga tersebut berdiri dan dikenal dengan sikap tegas terhadap kasus-kasus besar yang melibatkan pejabat tinggi. Namun, kariernya di KPK berakhir tragis setelah ia diberhentikan sementara pada 6 Mei 2009, dan diberhentikan secara tetap oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Oktober 2009 karena tersandung kasus hukum yang menghebohkan publik.
Terlepas dari kontroversi yang membayangi masa akhirnya di lembaga antirasuah, Antasari tetap dikenang sebagai sosok yang membawa KPK ke masa-masa penuh gebrakan. Ia memimpin lembaga itu di masa ketika publik menaruh harapan besar terhadap pemberantasan korupsi di tanah air.
Antasari lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Belitung. Setelah menamatkan pendidikan dasar pada tahun 1965, ia melanjutkan sekolah menengah di Jakarta dan lulus SMA pada tahun 1971. Ia kemudian menempuh pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, jurusan Tata Negara, dan menamatkannya pada tahun 1981.
Kehidupan pribadi Antasari sempat menjadi sorotan, terutama setelah dirinya menjalani masa hukuman dalam kasus yang melibatkan banyak perdebatan hukum dan opini publik. Namun, setelah bebas, ia memilih hidup lebih tenang dan jarang tampil di hadapan media.
Kini, kepergian Antasari menutup lembar panjang kisah seorang mantan pejabat publik yang pernah berada di puncak kekuasaan penegakan hukum Indonesia, sekaligus pernah jatuh dalam kontroversi besar yang mengguncang negeri.
