Jakarta – Menteri Agama Nasaruddin Umar mengumumkan delapan program prioritas Kementerian Agama (Kemenag) yang terangkum dalam “Asta Protas”. Program ini selaras dengan Asta Cita dan 17 program prioritas nasional Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu fokus utama Asta Protas adalah meningkatkan kualitas layanan haji 2025. Program ini diharapkan menjadi penyelenggaraan haji terbaik sebelum peralihan ke Badan Penyelenggara Haji (BPH).
“Asta Protas ini berisi delapan program besar yang output-nya diharapkan berdampak langsung pada masyarakat serta mendukung program prioritas nasional,” ujar Nasaruddin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Menag merinci delapan program prioritas tersebut, dimulai dengan peningkatan kerukunan dan cinta kemanusiaan. Program ini mencakup penguatan moderasi beragama serta regulasi kerukunan umat beragama. Selain itu, peran Kantor Urusan Agama (KUA) juga diperkuat untuk mendeteksi potensi konflik keagamaan.
Program kedua adalah penguatan ekoteologi dan kesadaran lingkungan. Kemenag berencana menanamkan nilai pelestarian lingkungan dalam ajaran agama dan mengembangkan konsep ekoteologi seperti khilafah dalam Islam dan Tri Hita Karana dalam Hindu.
Selanjutnya, layanan keagamaan yang berdampak juga menjadi prioritas. Penguatan bimbingan perkawinan, pembangunan KUA inklusif, serta ekspansi layanan keagamaan ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) akan dilakukan.
Di bidang pendidikan, Kemenag menargetkan peningkatan kualitas pendidikan agama serta integrasinya dengan sistem pendidikan nasional. Penyelesaian Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam dua tahun ke depan juga masuk dalam agenda untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pengajar.
Pemberdayaan pesantren turut menjadi perhatian. Pemerintah ingin menjadikan pesantren sebagai lingkungan pembelajaran yang aman, ramah anak, dan inklusif, serta meningkatkan peran pesantren dalam pemberdayaan ekonomi dan keagamaan.
Selain itu, Kemenag akan mengoptimalkan dana zakat, infak, dan wakaf yang potensinya mencapai Rp327 triliun. Transparansi dan efektivitas distribusi dana sosial akan ditingkatkan demi kesejahteraan umat.
Fokus utama lainnya adalah sukses penyelenggaraan haji 2025. Kemenag berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah, mulai dari persiapan hingga kepulangan. Tahun ini dianggap sebagai momen penting sebelum peralihan penyelenggaraan haji ke BPH.
Terakhir, digitalisasi tata kelola menjadi agenda utama. Kemenag akan melakukan transformasi digital untuk mempermudah akses layanan keagamaan dan mengintegrasikan data dalam satu layanan terpusat guna meningkatkan transparansi serta efisiensi.
Nasaruddin menegaskan bahwa program ini harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kami ingin program ini bukan sekadar kebijakan, tetapi benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tegasnya.
Dengan adanya Asta Protas, diharapkan layanan keagamaan, termasuk penyelenggaraan haji, dapat semakin profesional dan berdampak luas bagi umat.