Tasikmalaya – Mahasiswa Australia yang magang di perusahaan periklanan terkenal McCann di Australia, Alex Haigh menciptakan istilah phubbing untuk orang-orang yang sibuk dengan smartphone-nya tanpa memedulikan orang-orang di sekitarnya.
Sebelas tahun silam, tepatnya pada bulan Mei 2012 para ahli bahasa, sosiolog, dan budayawan berkumpul di Sidney University. Hasil pertemuan tersebut melahirkan satu kata baru dalam tata bahasa Inggris.
Kata tersebut adalah phubbing yaitu sebuah tindakan seseorang yg sibuk sendiri dengan gadget di tangannya, sehingga ia tidak perhatian lagi kepada orang yg berada di dekatnya.
Kata phubbing singkatan dari “phone snubbing” yang mengiaskan pada ketergantungan manusia modern dengan piranti canggih telekomunikasi alias gadget.
Dampak Phubbing Bisa Cukup Berat dan Bisa Fatal
Dampak phubbing cukup berat dan terasakan belakangan ini, di antaranya bisa merusak hubungan sosial masyarakat saat ini. Pakar hubungan dari The Hart Center Australia, Julie Hart, menegaskan, phubbing dapat menumpulkan beberapa faktor dalam hubungan antar individu.
Bahkan menurut penelitian, efeknya sangat fatal karena faktanya 46 persen pasangan melakukan phubbing. Dan 22 persen di antaranya mengatakan perilaku ini telah menyebabkan ketegangan dalam hubungan.
Sementara itu, menurut penelitian “Phubbed and Alone” yang dilakukan Meredith David dan James A. Roberts dari Universitas Baylor di Waco, Texas, saat ini orang mengecek ponsel sebanyak 150 kali sehari. Suasana dengan orang-orang yang seperti itulah yang kini disebut sebagai phubbing.
“Dalam interaksi sehari-hari dengan orang lain, orang sering beranggapan bahwa gangguan sesaat yang menyebabkan ponsel bukanlah masalah besar. Namun temuan kami menunjukkan bahwa banyak pasangan yang tengah menghabiskan waktu bersama tetapi terganggu oleh salah satu individu yang memperhatikan telepon genggamnya,” kata Meredith.
Meminimalkan Dampak Phubbing
Mari benahi diri sendiri, tidak berarti berhenti menggunakan HP, tapi setidaknya kurangi sebisa mungkin. Hormatilah orang-orang sekitar jangan sampai tampak tidak mempunyai sopan santun oleh orang-orang di sekitar.
“Jangan sampai handphone yg kita beli, dengan keringat hasil usaha sendiri ini, justru memisahkan kita dengan teman, dengan sahabat, bahkan memisahkan kita dari saudara, orangtua, anak dan suami atau istri,” tandasnya.
