Padang – Provinsi Sumatera Barat mulai menembus pasar ekspor hasil laut dengan pengiriman ikan tuna ke Uni Emirat Arab (UEA) sebanyak 9,3 ton oleh PT Dempo Andalas Sumatera.
Nilai ekspor tahap awal ini mencapai Rp 1,87 miliar dan diresmikan langsung oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso.
Ekspor ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperluas pasar produk perikanan Indonesia ke negara-negara Timur Tengah dan Eropa.
Pemerintah menilai potensi hasil laut Sumatera Barat, termasuk tuna, memiliki daya saing tinggi di pasar global.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyebut ekspor ini sebagai awal dari rangkaian pengiriman berkelanjutan.
“Kami terus mendukung pelaku usaha untuk memperluas jangkauan ekspor, termasuk hasil laut seperti tuna,” ujar Budi.
Pemerintah saat ini menargetkan Uni Eropa sebagai tujuan ekspor utama berikutnya. Penandatanganan kesepakatan dagang terkait ekspor tuna dengan Tunisia dijadwalkan pada 11 dan 12 Juni 2025.
Hal ini dinilai penting dalam rangka memperluas cakupan pasar ekspor nasional secara strategis.
Untuk mencapai target kenaikan ekspor sebesar 7,1 persen pada 2026, pemerintah mengandalkan program “UMKM Bisa Ekspor.”
Program ini telah mencatat transaksi ekspor sebesar Rp 920 miliar hingga April 2025 dengan partisipasi 388 pelaku UMKM.
Dalam kunjungannya ke Padang, Mendag Budi meminta kepala daerah di Sumatera Barat untuk aktif memanfaatkan program ini.
Ia mengatakan, potensi ekspor tuna dari daerah ini sangat besar dan perlu didukung oleh pemerintah daerah.
“Sumatera Barat memiliki sumber daya yang melimpah dan berpeluang besar menembus pasar internasional. Program UMKM Bisa Ekspor perlu dimaksimalkan,” tambahnya.
Pelepasan ekspor tuna ini menjadi simbol keterlibatan daerah dalam penguatan ekspor nasional.
Pemerintah berharap langkah ini memacu aktivitas ekspor dari pelaku usaha lokal lainnya, khususnya dari sektor perikanan.
