Jakarta – Paylater telah menjadi solusi andalan bagi generasi Z dan milenial dalam mengatur cashflow, menurut survei terbaru Katadata Insight Center (KIC) dan OVO Finansial. Sebanyak 48% responden mengaku memanfaatkan layanan ini untuk kebutuhan rutin seperti belanja rumah tangga.
Direktur Riset KIC, Gundy Cahyadi, menyatakan bahwa hasil survei menunjukkan paylater membantu generasi muda lebih bijak mengalokasikan dan mencatat pengeluaran bulanan. “Paylater membuka ruang untuk membantu mereka yang membutuhkan bantuan jangka pendek,” katanya melalui keterangan tertulis, Jumat (20/12/2024).
Hasil survei yang melibatkan 2.153 responden berusia 21-42 tahun di 10 kota ini juga mengungkap bahwa 51,9% responden merasa keuangan mereka masih terbatas. Meski begitu, layanan paylater memberikan alternatif dibandingkan metode sebelumnya, seperti meminjam dari keluarga atau menggunakan tabungan.
“Dulu, 44,6% responden mengandalkan tabungan saat butuh uang mendesak. Sekarang, hanya 26% yang melakukannya. Sebagian besar beralih ke paylater,” tambah Gundy.
Presiden Direktur OVO Finansial, Riady Nata, menyebut layanan OVO | PayLater turut berperan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. “Kami menyediakan akses yang mudah dan fleksibel untuk memenuhi berbagai kebutuhan harian melalui Grab, seperti GrabFood dan GrabMart,” ujarnya.
Selain kemudahan, responden menyebutkan sejumlah manfaat paylater, seperti proses aplikasi sederhana (63,1%), fleksibilitas pembayaran (52,2%), dan keamanan data pelanggan (50,2%). Sebanyak 61,4% responden merasa aman karena layanan ini diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Survei juga menunjukkan bahwa layanan ini begitu populer hingga 31,4% responden menyatakan akan membatalkan transaksi jika paylater tidak tersedia. Hal ini menegaskan posisi paylater sebagai metode pembayaran yang semakin diminati oleh generasi muda.
Dengan pertumbuhan penggunaan yang signifikan, paylater menjadi salah satu inovasi keuangan digital yang berhasil menjawab kebutuhan generasi Z dan milenial.
