Korupsi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah kejahatan yang tidak bisa ditoleransi. Uang negara yang seharusnya digunakan untuk memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup justru disunat oleh oknum tak bermoral. Ini bukan sekadar penyalahgunaan anggaran—ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap generasi masa depan bangsa.
Dugaan pemotongan Rp2.000 dari setiap porsi makanan mungkin tampak kecil, tetapi jika dikalikan dengan jutaan penerima manfaat, jumlah yang dikorupsi mencapai miliaran rupiah. Ketua KPK, Setyo Budiyanto, mengungkap adanya indikasi permainan dalam penunjukan dapur penyedia makanan. Tidak hanya itu, makanan yang seharusnya bernilai Rp10.000 ternyata hanya direalisasikan Rp8.000, mengurangi kualitas nutrisi yang diberikan kepada anak-anak.
Dampaknya jelas. Anak-anak yang seharusnya mendapat makanan bergizi kini harus puas dengan asupan yang tidak sesuai standar. Padahal, gizi yang cukup sangat menentukan perkembangan otak dan fisik mereka. Jika praktik korupsi ini terus dibiarkan, kita akan kehilangan generasi yang cerdas, sehat, dan mampu bersaing di masa depan.
Lebih dari sekadar penyelewengan dana, kasus ini menunjukkan betapa buruknya moralitas dalam birokrasi. Mereka yang mengambil keuntungan dari program ini bukan hanya mencuri uang negara, tetapi juga merampas hak anak-anak untuk hidup sehat. Hukuman berat harus dijatuhkan kepada setiap pelaku, termasuk jika ada keterlibatan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana.
KPK tidak boleh berhenti pada imbauan atau wacana penyelidikan. Proses hukum harus ditegakkan tanpa kompromi. Selain itu, pemerintah perlu melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh pelaksanaan program MBG. Mekanisme pengawasan harus diperketat dengan melibatkan pihak independen dan masyarakat agar tidak ada lagi celah untuk korupsi.
Jika negara membiarkan kasus ini berlalu tanpa tindakan tegas, ini akan menjadi preseden buruk bagi program sosial lainnya. Korupsi yang menyasar hak dasar rakyat harus dilawan habis-habisan. Karena jika kita diam, maka kita turut menjadi bagian dari sistem yang membiarkan anak-anak kelaparan demi memperkaya segelintir orang.