Jakarta – Seperti pintu besar yang tengah dipoles sebelum menerima tamu agung, seluruh asrama haji di Indonesia kini memasuki tahap akhir penyiapan untuk menyambut musim haji 2026. Kementerian Haji dan Umrah memastikan berbagai fasilitas pendukung berada dalam kondisi optimal agar alur keberangkatan dan pemulangan jemaah berjalan seefisien mungkin.
Pemerintah menegaskan bahwa penataan layanan mencakup seluruh proses yang dilewati jemaah, mulai dari kedatangan di asrama, pemeriksaan kesehatan, administrasi keberangkatan, hingga pengaturan transportasi menuju bandara. Langkah ini dilakukan untuk menjamin proses yang tertib dan aman pada puncak penyelenggaraan ibadah haji tahun depan.
“Kesiapan sarana dan prasarana terus kami pastikan melalui koordinasi dengan instansi terkait, termasuk akomodasi, konsumsi, area kesehatan, keamanan, dan ruang layanan bagasi,” ujar Menteri Haji dan Umrah Mochamad Irfan Yusuf dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa.
Menurut penjelasan Gus Irfan, hasil inspeksi kesehatan lingkungan yang dilakukan instansi resmi menunjukkan kondisi asrama haji berada dalam kategori baik. Penilaian tersebut mencakup aspek sanitasi, higienitas, serta utilitas pendukung yang menjadi syarat standar pelayanan jemaah.
Ia menegaskan bahwa kesiapan fasilitas ini merupakan fondasi penting agar fungsi asrama sebagai gerbang utama pelayanan jemaah dapat berjalan maksimal, baik untuk proses keberangkatan maupun pemulangan.
Dalam kesempatan yang sama, Gus Irfan menyampaikan perkembangan status Embarkasi–Debarkasi Haji Yogyakarta yang telah diresmikan melalui Keputusan Menteri Haji dan Umrah Nomor 11 Tahun 2025. Yogyakarta dipastikan mulai beroperasi sebagai salah satu embarkasi dan debarkasi pada penyelenggaraan haji 2026 mendatang.
“Penetapan ini merupakan langkah strategis untuk pemerataan layanan serta meningkatkan efisiensi pergerakan jamaah, mengingat besarnya distribusi jemaah dari DIY dan sebagian Jawa Tengah,” katanya.
Kemenhaj telah menindaklanjuti keputusan tersebut melalui rapat koordinasi bersama Pemerintah Daerah DIY, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, otoritas bandara, aparat keamanan, serta berbagai penyedia layanan haji. Pertemuan ini menghasilkan komitmen bersama mengenai pengaturan alur pergerakan jemaah, kesiapan layanan medis, sistem keamanan, transportasi, hingga sinkronisasi informasi keberangkatan.
Salah satu persiapan teknis yang tengah diuji adalah simulasi penggunaan Hotel Ibis di sekitar Yogyakarta International Airport sebagai fasilitas akomodasi jemaah. Hotel itu dirancang menjadi lokasi layanan terpadu, khususnya untuk proses custom, immigration, and quarantine (CIQ), sehingga jemaah tidak perlu berpindah lokasi.
“Simulasi ini penting untuk memastikan kelayakan fasilitas, kesiapan alur layanan, dan ketepatan waktu seluruh proses keberangkatan,” ujarnya.
Selain itu, untuk jemaah asal Provinsi Banten, Kemenhaj menyiapkan Asrama Haji Cipondoh sebagai titik keberangkatan terintegrasi. Asrama ini akan dioptimalkan untuk menyediakan layanan kesehatan, manasik, konsumsi, dan transportasi sebelum jemaah bergerak menuju bandara embarkasi.
Dengan berbagai penataan dan uji coba layanan tersebut, pemerintah berharap penyelenggaraan haji 2026 berjalan lebih nyaman, aman, dan efisien bagi seluruh jemaah dari berbagai daerah di Indonesia.
