Tasikmalaya – Anggapan bahwa berjualan lewat fitur Live Streaming di TikTok dan Shopee hanya bisa dilakukan oleh akun besar dengan ribuan pengikut (followers), terpatahkan di Aula Kecamatan Cisayong, Kamis (25/12/2025).
Dalam pelatihan bertajuk “UMKM Naik Kelas Lewat Live Commerce” yang digelar Politeknik Triguna Tasikmalaya bekerja sama dengan Pesantren Khalifa, sebanyak 34 pelaku UMKM lokal mendapatkan “jalan tikus” untuk menembus pasar digital tanpa syarat yang rumit.
Narasumber sekaligus Dosen Politeknik Triguna Universitas Siliwangi, Didin Syahidin, S.Kom., M.Kom., menjadi bintang dalam acara tersebut. Ia memaparkan solusi teknis bagi akun-akun baru yang ingin segera menyematkan fitur “Keranjang Kuning” saat siaran langsung.
“Banyak pelaku usaha menyerah duluan karena melihat syarat follower harus 1.000. Padahal, ada teknis khusus dan strategi agar Bapak/Ibu bisa tetap live berjualan dari nol (0) follower sekalipun,” ungkap Didin di hadapan peserta.
Didin membongkar teknis agar toko baru tetap mendapatkan eksposur penonton dan kepercayaan pembeli, sebuah ilmu mahal yang menjadi jawaban atas keresahan mayoritas pedagang di Cisayong.

Menjawab Masalah “Ibu-Ibu Gaptek” Materi teknis yang “membumi” ini disambut antusias oleh Ketua Forum Komunikasi UMKM Cisayong (Fokus), Debby Dafilah. Ia mengakui, kendala utama anggotanya bukan pada kualitas produk, melainkan mentalitas menghadapi teknologi.
“Terus terang, banyak ibu-ibu di sini yang masih ‘gaptek’. Kami butuh solusi praktis seperti ini, bukan teori yang muluk-muluk,” ujar Debby.
Debby menambahkan, secara legalitas produk dan kelembagaan, Forum UMKM Cisayong yang sudah ber-SK ini sebenarnya sangat siap.
“Produk kami legalitasnya lengkap. Dengan adanya trik jualan digital ini, kami harap ibu-ibu jadi lebih berani tampil,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Politeknik Triguna, Dr. Lina Marlina, S.Pd., M.M., menjelaskan bahwa pemilihan materi ini didasarkan pada permintaan (request) kebutuhan pasar menjelang momen besar.
“Sebentar lagi kita menyongsong bulan Ramadan, di mana tingkat konsumsi masyarakat pasti melonjak. Kami ingin UMKM Cisayong tidak hanya jadi penonton, tapi bisa berjualan lebih banyak dan orderannya bertambah lewat jalur digital,” tegas Lina.
Lina menyebut kegiatan ini rutin dilakukan satu semester sekali—setelah sebelumnya sukses di Cibalong—sebagai bentuk komitmen kampus memberikan ilmu sekaligus doorprize semangat bagi warga.
Senada dengan Lina, Mitra PkM Politeknik Triguna, Ahmad Mundzir, S.E., M.M., MT., menyampaikan pesan motivasi yang kuat tentang sinergi empat pilar: UMKM, Kampus, Pesantren, dan Pemerintah.
“Kita harus bersatu demi ‘cuan’. Di era digital, jualan tidak perlu menunggu kenal dulu. Pasar terbuka luas bagi siapa saja yang mau belajar,” pungkas Ahmad Mundzir.
