Jakarta – Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi menyatakan akan ada evaluasi terkait pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Salah satu fokus evaluasi adalah dampak program ini terhadap pedagang kantin sekolah yang mengeluhkan penurunan omzet.
“Saat ini kami mencermati laporan-laporan terkait pedagang kantin. Evaluasi akan dilakukan bersama Badan Gizi Nasional dan pemerintah provinsi untuk mencari solusi,” ujar Teguh di Jakarta Utara, Senin (13/1/2025).
Sementara itu, Ketua DPRD Jakarta Khoirudin menyebut belum ada kajian mendalam terkait dampak MBG pada pendapatan pedagang kantin. “Selama ini tidak ada data valid mengenai pengaruh program ini terhadap kantin sekolah,” kata Khoirudin, Jumat (10/1/2025).
Program MBG, yang mulai diterapkan secara nasional sejak awal Januari 2024, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang sekolah. Penurunan aktivitas jajan di kantin dianggap mengurangi pendapatan mereka.
Namun, tidak semua pedagang terpengaruh secara signifikan. Sakiam, pedagang makanan ringan di SD Negeri 11 Slipi, Jakarta Barat, menyebut anak-anak tetap membeli camilan seperti es dan gorengan meski program MBG berlangsung.
“Saya tetap dapat pelanggan. Beberapa anak masih suka beli camilan di kantin,” ungkap Sakiam, yang telah berjualan selama 42 tahun.
Di sisi lain, pemerintah memastikan program MBG tetap berjalan sesuai standar, termasuk memastikan menu yang disediakan halal dan bergizi. Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal menyatakan program ini didukung dengan sertifikasi halal yang ketat.
Evaluasi mendatang diharapkan menghasilkan rekomendasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan pedagang kantin, tanpa mengurangi manfaat yang dirasakan oleh siswa dan keluarga penerima manfaat MBG.