Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Kamis, 13 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Generasi Muda dan Tren Slow Living di Era Digital

Pemanfaatan media sosial yang bijaksana memungkinkan kreativitas dan potensi penghasilan
Alfi SalamahAlfi Salamah21 Mei 2024 Opini
Generasi Muda dan Tren Slow Living
Ilustrasi Generasi Muda dan Tren Slow Living (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Generasi muda terus memperkenalkan cara berpikir dan tren baru dalam masyarakat, yang didorong oleh perkembangan zaman dan melimpahnya informasi. Dengan akses mudah ke media sosial, mereka memiliki platform untuk mengekspresikan diri. Fenomena ini memiliki sisi positif dan negatif.

Pemanfaatan media sosial yang bijaksana memungkinkan kreativitas dan potensi penghasilan. Namun, jika disalahgunakan, dapat memicu perilaku yang sia-sia dan pamer.

Salah satu tren populer saat ini adalah mengikuti tren terkini, seperti tantangan tari di TikTok atau kunjungan ke tempat-tempat eksklusif. Namun, tren terbaru yang menonjol adalah gaya hidup “slow living”.

Slow living berasal dari gerakan “slow movement” yang pertama kali muncul sebagai tanggapan terhadap masuknya restoran cepat saji di Roma pada 1980-an. Gerakan “slow food” dipimpin oleh Carlo Petrini untuk memperjuangkan makanan tradisional dan berkelanjutan. Ini memicu gagasan hidup lambat yang meluas ke aspek-aspek lain kehidupan.

Konsep slow living menyoroti perlambatan dalam segala hal, dari pekerjaan hingga waktu bersantai. Meskipun awalnya diasosiasikan dengan pensiunan yang ingin menikmati masa tua dengan tenang, generasi muda juga tertarik dengan pemikiran ini, terutama dalam konteks kesehatan mental.

Tren slow living dapat kita lihat dalam berbagai bidang, seperti perjalanan, mode, desain, dan pola pikir. Namun, ada perdebatan apakah slow living hanya tren sementara atau solusi yang berkelanjutan.

Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa slow living memiliki dampak positif, terutama terkait dengan ekonomi hijau. Namun, ada risiko bahwa slow living jadi sebagai ajang pamer di media sosial, yang mengalihkan fokus dari inti pemikiran tersebut.

Yang penting adalah memilih apakah menerapkan slow living untuk pertumbuhan pribadi atau hanya mengikuti tren. Dalam konteks sosio-ekonomi saat ini, konsep slow living bisa menjadi solusi yang layak.

Slow Living TikTok Tips
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleTips Temukan Passion dan Bakat ala Remaja Masa Kini
Next Article Panduan Lengkap Ibadah Qurban: Hukum, Syarat, dan Pelaksanaannya

Informasi lainnya

Ketika Relawan Butuh Akal Sehat, Bukan Sekadar Semangat

26 Oktober 2025

Cuaca Panas? Inilah Tanaman yang Bisa Menyejukan Rumah

21 Oktober 2025

Mengemudi Visi, Bukan Hanya Mobil Listrik

21 Juni 2025

Titik Berat Indonesia dalam Konflik Timur Tengah

21 Juni 2025

Bela Negara Bukan Membungkam Kritik

13 Juni 2025

Era Facebook dan Instagram Telah Berakhir

13 Mei 2025
Paling Sering Dibaca

Unwanted Leader

Argumen Syamril Al-Bugisyi

Jangan Lempar Beban ke Rakyat

Editorial Udex Mundzir

Menjadi Bintang

Islami Syamril Al-Bugisyi

Menebus Dosa Ghibah Menurut Islam

Islami Ericka

Membangun Keterampilan Sosial untuk Mengurangi Insecure

Opini Alfi Salamah
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

KPK Cetak Quattrick di Riau, Empat Gubernur Tersandung Korupsi

PB XIII Hangabehi Wafat, Takhta Keraton Surakarta Tunggu Pewaris Resmi

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.