Madinah – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama mulai menerapkan pendekatan yang lebih ramah lansia dalam pelaksanaan ibadah haji 2025. Salah satu bentuknya adalah memfasilitasi jemaah lanjut usia dan risiko tinggi (risti) untuk melafalkan niat ihram dari dalam bus saat berada di Bir Ali, tanpa perlu turun.
Kebijakan ini ditujukan untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan jemaah yang memiliki keterbatasan fisik. Pelaksana Bimbingan Ibadah Sektor Bir Ali, Moh. Khusen, menyatakan bahwa mekanisme ini telah menjadi bagian dari standar operasional prosedur (SOP) pelayanan di kawasan miqat tersebut.
“Bagi jemaah yang sakit, tidak kuat jalan jauh, lansia, atau risti, kami imbau tetap di dalam bis. Niat ihram bisa dilafalkan dari dalam bis, kami yang datangi dan bimbing secara langsung,” jelas Khusen pada Senin (13/5/2025).
Menurutnya, jemaah Indonesia sudah mengenakan pakaian ihram sejak dari hotel di Madinah. Saat tiba di Bir Ali, mereka tinggal melafalkan niat umrah atau haji, dan yang sehat dapat turun untuk salat sunnah serta berwudhu. Namun bagi lansia dan risti, petugas langsung mendatangi ke dalam bus untuk membimbing secara personal.
Khusen menjelaskan bahwa proses bimbingan dilakukan satu per satu agar tidak ada yang terlewat. Petugas juga berkoordinasi dengan pimpinan kloter serta pembimbing ibadah di dalam bus untuk memastikan kelancaran proses.
“Kalau ada pembimbing ibadah di bis, kami beri kesempatan membimbing bersama-sama. Intinya, kami ingin pastikan semua merasa nyaman dan tenang,” tambahnya.
Hal serupa disampaikan oleh Gartaman, petugas layanan jemaah lansia dan difabel. Ia memastikan bahwa seluruh kebutuhan ibadah bagi jemaah risti terpenuhi tanpa harus memberatkan kondisi fisik mereka.
“Kami ingin meyakinkan bahwa jemaah lansia tak perlu memaksakan diri turun. Semua kebutuhan ibadahnya kami bantu penuhi dari bis,” ujarnya.
Dalam dua hari terakhir, tercatat sebanyak 258 bus dengan total 9.123 jemaah telah diberangkatkan dari Bir Ali menuju Makkah. Pendekatan ini diapresiasi sebagai langkah nyata dalam mewujudkan penyelenggaraan haji yang inklusif dan humanis.