Tangerang Selatan – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan keprihatinannya atas mentalitas sebagian santri yang merasa sebagai kelompok “the second population” di Indonesia. Ia menegaskan pentingnya rasa percaya diri di kalangan santri agar mampu bersaing dan tampil di berbagai bidang kehidupan.
“Kepribadian santri seperti ini sudah harus diubah, ya. Santri harus bangga pada dirinya sendiri, dan santri itu bukan hanya untuk umat Islam, tapi juga untuk sekolah-sekolah keagamaan lainnya,” ujar Nasaruddin saat berbicara di Ciputat, Kamis (23/1/2025).
Menag menekankan bahwa santri harus menjadi bagian dari “the first society” yang memimpin dalam berbagai bidang. Ia meminta seluruh pihak terkait untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan mental santri.
“Kita harus menjadi the first society, kita harus menjadi manusia yang paling depan,” tegasnya.
Nasruddin juga mengingatkan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) untuk tidak mewarisi mentalitas merendah yang sering diasosiasikan dengan santri. Ia menegaskan bahwa ASN Kemenag harus berani tampil sebagai pembaharu.
“Saya mohon betul, mental Kementerian Agama jangan pakai mental-mental ikut-ikut santri terbiasa (merendah) di belakang,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menag mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi Kemenag yang mendapatkan rapor hijau dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS). Ia menyebutkan bahwa capaian ini menunjukkan Kemenag mampu bekerja secara efektif meskipun memiliki anggaran yang terbatas.
“Ternyata yang mencapai puncak paling hijau dengan pencapaian hampir 100 persen ialah Kementerian Agama,” kata Nasaruddin.
Ia juga mengingatkan bahwa keikhlasan adalah kunci keberhasilan yang membuat Kemenag terus unggul. “Orang yang ikhlas tidak akan merasa lelah dan tidak mengeluh. Mental utama adalah mampu menjadi dirinya sendiri,” tambahnya.
Nasruddin berharap para santri dan ASN Kemenag terus meningkatkan kualitas diri mereka untuk membawa perubahan positif di masyarakat. Transformasi mental ini, menurutnya, menjadi langkah awal untuk membangun kepercayaan diri yang kokoh di tengah tantangan zaman.