Bandung – Partisipasi pemilih dalam Pilkada Jawa Barat 2024 mengalami penurunan signifikan dibanding Pilkada 2018. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat mencatat partisipasi sebesar 65,97 persen, jauh di bawah target 76 persen yang telah ditetapkan. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan partisipasi 74 persen pada Pilkada 2018.
Ketua KPU Jabar, Ahmad Nur Hidayat, menyebut tren penurunan partisipasi ini menjadi perhatian serius.
“Ini adalah pekerjaan kami untuk menaikkan kembali partisipasi di periode mendatang,” ujarnya saat Rapat Pleno Rekapitulasi di Gedung KPU Jabar, Senin (9/12/2024).
Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Jabar, Adi Saputro, menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan kajian mendalam untuk memahami penyebab penurunan tersebut.
“Ini akan menjadi bahan evaluasi agar langkah-langkah yang kami ambil bisa meningkatkan partisipasi pemilih,” kata Adi.
Sementara itu, Ketua Divisi Data dan Informasi KPU Jabar, Ummi Wahyuni, menilai bahwa capaian ini masih cukup baik mengingat Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah pemilih terbesar. Ia juga mengapresiasi kelancaran proses Pilkada di hampir 74 ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh provinsi.
“Pilkada berjalan lancar tanpa penundaan di seluruh kabupaten/kota. Ini adalah bentuk kinerja baik dari seluruh jajaran KPU Jabar dan stakeholder,” jelas Ummi.
Dalam Pilkada Jabar 2024, pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara terbanyak, yakni 14.130.192 suara. Posisi kedua ditempati pasangan Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie dengan 4.260.072 suara, diikuti pasangan Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwinatarina (2.204.452 suara) dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja (2.116.017 suara).
KPU Jabar berjanji akan terus meningkatkan partisipasi pemilih melalui edukasi politik dan perbaikan sistem pemilu di masa mendatang.
