Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menggelar simulasi program Makan Bergizi Gratis di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Samarinda, Selasa (10/12/2024). Langkah ini dilakukan sebagai uji coba sebelum program diterapkan penuh pada 2025.
“Simulasi ini memberikan gambaran bagaimana makanan sehat disajikan secara unik, praktis, dan sesuai kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus,” ungkap Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni.
Ia menambahkan, simulasi bertujuan menyempurnakan aspek pengemasan dan distribusi. Program ini ditetapkan dengan biaya per porsi Rp17.000, sembari menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat.
Sri juga menyebutkan bahwa Pemprov Kaltim akan melibatkan masyarakat lokal dalam penyediaan makanan, termasuk UMKM, TNI, Brimob, TP PKK, dan komunitas lainnya.
“Dengan ini, kita tidak hanya membantu anak-anak, tapi juga menghidupkan UMKM dan petani lokal,” jelasnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Irhamsyah, menyatakan bahwa simulasi diikuti oleh sekitar 2.280 siswa dari Samarinda, Penajam Paser Utara, dan Balikpapan.
“Kami sedang memfinalisasi data siswa penerima manfaat dan menunggu arahan lebih lanjut dari pusat,” katanya.
Menurut Irhamsyah, menu makanan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus. Masukan dari ahli gizi menyebutkan bahwa menu harus spesifik, misalnya menggunakan susu nabati untuk anak autis.
“Kemasan makanan juga dievaluasi karena beberapa siswa kesulitan membukanya,” tambahnya.
Disdikbud bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, TNI, dan Polri dalam penyelenggaraan simulasi ini, termasuk menyiapkan dapur umum. Kepala SLB Negeri Samarinda, Margono, menyebutkan bahwa simulasi di sekolahnya diikuti oleh 167 siswa dari berbagai jenjang pendidikan.
“Kebanyakan siswa memiliki kebutuhan khusus seperti tunagrahita dan autis. Program ini sangat membantu menstimulasi nafsu makan mereka,” ujar Margono.
Ia menambahkan, suasana makan bersama juga memberikan dampak positif pada psikologi anak, terutama bagi mereka yang cenderung lebih termotivasi saat makan dalam kelompok.
Program ini diharapkan menjadi langkah besar untuk mendukung kesejahteraan anak berkebutuhan khusus dan memperkuat kolaborasi lintas sektor di Kalimantan Timur.
