Bontang – Anggota DPRD Kota Bontang, H. Sumaryono, bukan hanya seorang politisi, tetapi juga seorang pejuang kemanusiaan. Ia telah mendirikan Panti Asuhan Al Barokah, tempat yang memberikan cinta dan perhatian kepada anak-anak yatim dan dhuafa di Kota Taman ini.
Panti Asuhan Al Barokah terletak di Jalan Urip Sumoharjo Bontang Lestari, Bontang, Kalimantan Timur. Sumaryono, selaku pendiri Panti Asuhan Al Barokah, bertanggung jawab atas semua kebutuhan operasional, termasuk pendidikan dan kesejahteraan pengurus. Bahkan, anak-anak yatim yang tinggal di sana dibiayai pendidikannya sepenuhnya.
“Alhamdulillah, setelah 9 tahun ini ada 25 anak yatim yang tinggal di sini, makan di sini, sekolah di luar, ngaji di sini, semua gratis,” ungkap politisi PPP ini saat ditemui di acara warga di Gunung Elai, Bontang Utara, Bontang, Minggu (3/9/2023).
Panti Asuhan Al Barokah menjadi tempat yang menerima anak yatim dari berbagai daerah, seperti Teluk Pandan, Berau, dan Bengalon. Satu-satunya syarat adalah mereka harus mengikuti aturan yang berlaku di panti tersebut.Panti Asuhan Al Barokah memberikan perhatian khusus kepada anak-anak dari kampung dan dusun yang memiliki latar belakang beragam.
“Saya ingin memperkenalkan Islam itu apa, salat itu bagaimana, itu saja dulu,” ujar anggota komisi II DPRD Kota Bontang ini
Amanat penting yang ia titipkan kepada pengurus Panti adalah mengenai gizi makanan dan sistem pendidikan yang harus menjauhi kontak fisik dengan para anak binaan.
“Jangan sampai dilihat orang tiba-tiba datang tapi makanannya tidak bergizi. Jangan sampai main pukul atau kekerasan,” tegas Sumaryono.
Lebih dari itu, anak-anak dari lingkungan sekitar juga ikut ikut serta dalam kegiatan ngaji dan pembelajaran agama bersama anak-anak yatim yang bina mereka.
“Bahkan masyarakat sekitar, ngajinya di sini. Semua saya gratiskan. Biaya ngaji dan buku juga gratis,” lanjutnya.
Panti Asuhan Al-Barokah, yang didirikan pada 4 Juni 2014 di Bontang, Kalimantan Timur. Saat ini sudah ada 25 santri putra yang bermukim di Panti Asuhan Al Mubarokah.
Panti ini memiliki prinsip berbasis pesantren dan memberikan layanan gratis khusus bagi para yatim piatu dan dhuafa. Sumaryono bahkan rela menjual aset keluarganya di Klaten untuk membangun tempat ini.Ia juga mengatakan masih menekuni berjualan ayam potong di pasar.
“Saya masih mengecek penjualan ayam potong saya. Karena dengan berjualan ayam potong saya dapat membiayai panti asuhan ini,” tandasnya.
