Washington, D.C. – Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), diprediksi hanya akan memangkas suku bunga sebanyak satu kali pada 2025.
Keputusan ini dipengaruhi oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump serta kekhawatiran terhadap inflasi.
Pada pertemuan yang dijadwalkan Rabu (19/3/2025) waktu setempat, The Fed diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,25%-4,5%.
Pelaku pasar menilai kecil kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam waktu dekat, sementara Gubernur The Fed Jerome Powell dan para pejabat lainnya terus mengedepankan pendekatan yang lebih sabar.
Dan North, ekonom senior di Allianz Trade North America, menyatakan bahwa peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat sangat kecil.
“Tidak ada peluang untuk memangkas pada hari Rabu, jadi semua hal lainnya menjadi lebih penting,” ujarnya seperti dikutip dari CNBC.
Sejumlah ekonom khawatir kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Trump bisa memicu inflasi lebih lanjut, terutama jika Gedung Putih mengambil langkah lebih agresif dalam meninjau kebijakan perdagangan global pada April mendatang.
Jika inflasi meningkat, The Fed akan semakin enggan untuk menurunkan suku bunga.Thierry Wizman, ahli strategi di Macquarie, menilai The Fed saat ini seolah kehilangan kendali atas kebijakan ekonomi makro dan menyerahkannya kepada pemerintahan Trump.
Menurutnya, bank sentral kini tidak lagi berencana melakukan tiga kali pemangkasan seperti yang sebelumnya diperkirakan, melainkan hanya satu kali pada 2025 dan satu kali lagi pada 2026.
David Mericle, ekonom Goldman Sachs, menambahkan bahwa jika The Fed tetap melakukan dua kali pemangkasan tahun ini, hal itu lebih untuk menghindari ketidakstabilan pasar daripada karena alasan ekonomi makro.
Dengan ketidakpastian yang masih tinggi, pelaku pasar global akan terus mencermati langkah-langkah The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneternya.
