Jakarta – Pasar e-commerce di Indonesia kini dikuasai oleh lima platform utama, yaitu Shopee, Tokopedia-TikTok, Lazada, Blibli, dan Orami, pasca penutupan layanan Bukalapak. Persaingan ketat dan inovasi menjadi faktor utama dalam mempertahankan posisi di industri ini.
Menurut Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, peta persaingan e-commerce di Indonesia terbagi menjadi tiga lapisan. Shopee dan Tokopedia-TikTok berada di lapisan teratas, Lazada dan Blibli di lapisan menengah, sementara Orami memimpin di segmen e-commerce lokal kecil. “E-commerce di Indonesia memang sudah terdiri dari tiga lapisan besar yang jaraknya cukup jauh,” jelas Nailul pada Jumat (10/1/2025).
Shopee dan Tokopedia-TikTok mendominasi pasar dengan strategi agresif, seperti pembakaran uang (burning money) untuk promosi besar-besaran, serta inovasi live shopping. Berdasarkan data Similarweb, Shopee mencatat 110,5 juta kunjungan per bulan, jauh di atas Tokopedia dengan 39,4 juta kunjungan.
“Strategi bakar uang ini masih efektif karena mayoritas konsumen di Indonesia adalah price-oriented,” ungkap Nailul.
Lazada dan Blibli, yang berada di lapisan menengah, juga terus berinovasi meski tidak seagresif dua pemimpin pasar. Penutupan Bukalapak menjadi pelajaran penting tentang pentingnya adaptasi dalam persaingan ini.
Di sisi lain, Orami, sebagai salah satu e-commerce lokal, terus bertahan dengan melayani segmen pasar tertentu. Meski berskala kecil, Orami tetap memiliki pangsa pasar yang signifikan dalam kategori ini.
Pasar e-commerce Indonesia yang menyumbang US$ 53,8 miliar pada 2023, dengan Shopee memimpin pangsa pasar sebesar 40%, diikuti Tokopedia (30%), TikTok Shop (11%), Lazada (9%), dan Blibli (4%), mencerminkan dominasi besar lima pemain ini.
Industri ini terus bertumbuh dengan inovasi sebagai kunci utama. Para pemain diharapkan mampu menjaga daya saing dan stabilitas operasional demi mendukung ekonomi digital Indonesia.