Jakarta – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengungkap adanya ancaman terhadap jalannya Kongres PDIP 2025. Ia menuding sejumlah pihak berupaya mengganggu soliditas partai melalui berbagai manuver, termasuk pemasangan spanduk bernada provokatif. Pernyataan tersebut disampaikan Megawati saat berbicara dalam diskusi publik di Jakarta, Senin (23/12/2024).
“Katanya kongres mau ‘diawut-awut’. Saya sengaja ngomong supaya semua dengar. Coba saja, ganggu partai saya,” tegas Megawati.
Kongres 2025 dianggap sebagai momen penting bagi PDIP, dengan agenda strategis seperti pemilihan Ketua Umum. Namun, Megawati sendiri belum memastikan apakah akan kembali maju sebagai pemimpin partai.
“Kalau nanti kongres bilang saya harus jadi lagi, ya enak saja. Memangnya saya enggak boleh pensiun?” tambahnya dengan nada bercanda.
Ronny Talapessy, Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Hukum, menyebut serangan terhadap partai melalui spanduk yang menyebut Megawati sebagai “Ketua Umum ilegal” merupakan upaya sistematis untuk mengganggu persiapan kongres.
“Ini sudah menciptakan siaga satu di internal kami. Seluruh kader marah dan bersiap melawan upaya ini,” ujar Ronny.
Ronny juga memastikan kepengurusan PDIP telah sesuai hukum berdasarkan akta notaris dan surat keputusan resmi Kementerian Hukum dan HAM.
“Keabsahan kami tidak bisa dibantah. Partai ini sah dan solid,” tegasnya.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, melihat ancaman ini sebagai bagian dari dinamika politik di partai besar. Ia mengingatkan bahwa PDIP tidak kebal dari intervensi eksternal maupun konflik internal.
“Munculnya spanduk provokatif ini bisa dianggap sebagai serangan balik, baik dari pihak luar maupun dari kelompok internal yang ingin memanfaatkan situasi,” jelas Adi.
Juru bicara PDIP, Chico Hakim, memastikan bahwa meski ada riak kecil, soliditas internal partai tetap terjaga.
“Dinamika seperti beda pendapat itu wajar. Namun, dari akar rumput hingga elite partai, semuanya sepakat menjaga keutuhan PDIP,” ungkap Chico.
Peneliti Senior Usep Saepul Ahyar melihat dinamika internal PDIP sebagai potensi kritik terhadap gaya kepemimpinan Megawati yang dianggap terlalu sentralistik.
“Ada yang memanfaatkan situasi ini sebagai otokritik. Tapi, jika Megawati kembali menang, ini menunjukkan bahwa posisinya tetap kuat di partai,” tambah Usep.
PDIP kini dihadapkan pada tantangan besar menjelang kongres. Ancaman eksternal berupa serangan provokatif dan dinamika internal menjadi ujian soliditas partai berlambang banteng ini. Dengan langkah siaga satu, PDIP berusaha memastikan stabilitas organisasi dan mencegah upaya yang dapat mengganggu agenda penting kongres.
