Cikarang – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengimbau agar penyelenggaraan bursa kerja (job fair) dilakukan secara terencana dan tertib menyusul insiden kericuhan dalam acara job fair di Gedung Convention Center Presiden University, Jababeka, Cikarang Utara, Selasa (27/5/2025).
Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga, menyatakan bahwa dinamika ketenagakerjaan tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan lapangan kerja. Menurutnya, persoalan lain seperti perencanaan teknis dalam kegiatan pencari kerja juga krusial.
“Penting untuk dipahami bahwa dinamika ketenagakerjaan saat ini tidak semata-mata ditentukan oleh jumlah lapangan kerja,” ujar Sunardi di Jakarta, Ahad (1/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa sejumlah sektor seperti teknologi digital, ekonomi kreatif, logistik, dan layanan kesehatan menunjukkan pertumbuhan positif, termasuk munculnya potensi pada sektor green jobs dan gig economy.
Berdasarkan data BPS Februari 2025, angkatan kerja Indonesia mencapai lebih dari 149 juta orang, naik sekitar dua juta dibanding tahun sebelumnya. Sebagian besar adalah lulusan baru dari tingkat SMA/SMK hingga perguruan tinggi.
Tingginya antusiasme terhadap job fair disebabkan oleh banyaknya pencari kerja baru maupun masyarakat yang terdampak PHK. Namun, kericuhan yang terjadi di Cikarang menjadi peringatan penting bagi pihak penyelenggara.
“Job fair merupakan salah satu bentuk fasilitasi pemerintah dalam mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan penyedia lapangan kerja di satu tempat. Oleh karena itu, tentu penyelenggaraannya harus dirancang secara baik dan tertib,” jelas Sunardi.
Kericuhan terjadi saat sejumlah pencari kerja berebut gambar QR code untuk proses pendaftaran. Insiden ini menyebabkan beberapa orang jatuh dan pingsan akibat berdesakan dalam kerumunan.
Saksi mata bernama Ridwan Rahmat menyebutkan bahwa penyelenggara tidak siap mengelola massa besar. Ia menilai job fair seharusnya disebar di beberapa lokasi untuk menghindari penumpukan peserta di satu titik.
Sebagai solusi, Kemnaker menyarankan penyelenggara untuk memperhatikan aspek teknis seperti pengaturan alur pengunjung, sistem antrean, area parkir, pos kesehatan, serta sistem pendaftaran daring untuk mengontrol jumlah peserta.
Dengan perencanaan yang matang, job fair diharapkan dapat menjadi jembatan efektif antara pencari kerja dan perusahaan tanpa menimbulkan kericuhan atau gangguan keamanan.
