Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Tutup Usia di Tangerang

Roy Suryo dan Rismon Sianipar Jadi Tersangka Kasus Ijazah Jokowi

MKD Hukum Sahroni, Nafa, dan Eko Patrio, Dua Lolos

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Sabtu, 8 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Waspadai, Purbaya Anak Buah Luhut

Ketika wajah baru di kursi penting ternyata berasal dari lingkaran lama, publik wajib cermat membaca arah kuasa yang sesungguhnya.
Udex MundzirUdex Mundzir9 September 2025 Editorial
Purbaya
Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Purbaya Yudhi Sadewa resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Keuangan pada 8 September 2025. Ia menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang selama hampir satu dekade menjadi simbol stabilitas fiskal dan kredibilitas internasional.

Perubahan ini mengejutkan banyak pihak. Pasar modal langsung bergejolak, IHSG sempat melemah, sementara pelaku usaha menunggu arah kebijakan fiskal yang akan dijalankan oleh Purbaya.

Namun di balik pergantian itu, muncul pertanyaan besar: siapa sebenarnya Purbaya? Jawaban ini penting, sebab posisi Menteri Keuangan bukan sekadar teknis, melainkan strategis dalam menjaga kepercayaan publik dan investor.

Jejak karier Purbaya menunjukkan bahwa ia bukan nama asing di lingkar kekuasaan. Ia pernah menjadi Deputi di Kantor Staf Presiden, lalu Staf Khusus Bidang Ekonomi ketika Luhut Binsar Pandjaitan menjabat Menko Polhukam.

Tidak berhenti di situ, saat Luhut menjabat Menko Kemaritiman, Purbaya ikut serta sebagai staf khusus, kemudian naik menjadi Deputi Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi. Baru setelah itu ia dipercaya memimpin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Artinya, karier Purbaya bertumbuh dalam orbit koordinasi langsung Luhut. Fakta inilah yang menimbulkan kesan kuat bahwa ia merupakan salah satu “anak buah” kepercayaan sang Menko senior.

Publik tentu masih ingat, Luhut Binsar Pandjaitan dikenal sebagai tokoh paling berpengaruh di era Presiden Jokowi. Dari isu energi, investasi asing, hingga urusan maritim, peran Luhut nyaris tak tergantikan.

Kini, ketika Prabowo mulai membersihkan kabinet dari menteri-menteri warisan Jokowi, justru muncul wajah lama yang punya jejak dekat dengan Luhut. Di titik inilah publik patut waspada.

Kritiknya sederhana: apakah reshuffle benar-benar bertujuan membersihkan pengaruh lama, atau hanya sekadar mengganti figur tanpa mengubah jejaring kekuasaan?

Secara politik, langkah ini bisa dibaca sebagai kompromi. Prabowo memang perlu menata kabinet dengan orang-orang loyal. Namun memilih sosok dengan jejak erat bersama Luhut bisa membuka ruang spekulasi bahwa bayang-bayang lama masih bercokol.

Dari sisi hukum dan tata kelola, risiko lain juga mengintai. Jika kementerian kunci seperti Keuangan kembali berada dalam kendali figur yang terhubung dengan jaringan lama, maka konsolidasi kekuasaan Prabowo bisa terganggu.

Bukan tidak mungkin, langkah kebijakan ke depan masih akan dipengaruhi kompromi politik yang justru melemahkan agenda reformasi fiskal. Padahal publik menanti arah baru yang lebih bersih dan tegas.

Dari aspek sosial, publik berhak khawatir. Sri Mulyani selama ini dianggap sebagai simbol integritas. Menggantinya dengan figur yang lekat dengan lingkaran politik menimbulkan tanda tanya besar: apakah kepentingan rakyat masih menjadi prioritas utama?

Dari sisi ekonomi, pertaruhan lebih nyata. Pasar internasional menilai kredibilitas Indonesia banyak ditopang reputasi Sri Mulyani. Hilangnya figur itu, diganti oleh orang yang lebih dikenal karena koneksi politik ketimbang prestasi teknokrat, bisa menggerus kepercayaan.

Ketika kredibilitas melemah, biaya utang bisa meningkat, investasi asing bisa tertahan, dan tekanan pada rupiah semakin besar. Semua itu ujungnya akan dirasakan rakyat dalam bentuk harga mahal dan lapangan kerja yang terbatas.

Dalam konteks budaya politik, penunjukan Purbaya memperlihatkan pola lama yang terus berulang: jabatan publik diisi berdasarkan jejaring kekuasaan, bukan meritokrasi murni. Fenomena “anak buah” menjadi kata kunci yang membatasi ruang regenerasi kepemimpinan nasional.

Lalu apa yang seharusnya dilakukan? Pertama, Prabowo harus memastikan Purbaya bekerja dengan transparansi penuh. Setiap kebijakan fiskal harus dipublikasikan secara jelas, termasuk asumsi dan basis perhitungannya.

Kedua, DPR dan BPK harus meningkatkan fungsi pengawasan. Menteri Keuangan adalah posisi krusial, sehingga perlu ada sistem check and balance yang lebih ketat.

Ketiga, masyarakat sipil dan media harus lebih kritis. Jangan berhenti pada narasi personal, tetapi kawal langsung setiap kebijakan pajak, subsidi, dan utang negara yang diambil.

Keberhasilan Prabowo dalam reshuffle kabinet ini bukan diukur dari berapa banyak loyalis yang ia masukkan. Melainkan dari apakah orang-orang baru mampu bekerja untuk kepentingan rakyat, bukan untuk melanggengkan jejaring kuasa lama.

Editorial ini menegaskan: publik harus waspada. Purbaya boleh saja dilantik sebagai Menteri Keuangan, tetapi fakta bahwa ia tumbuh dari orbit Luhut tidak bisa diabaikan.

Jika bersih-bersih kabinet hanya menghasilkan lingkaran lama dengan wajah baru, maka arah perubahan akan kembali macet.

Ekonomi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan Politik Nasional Purbaya Yudhi Sadewa Reshuffle Kabinet
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleBersih-Bersih Kabinet Prabowo Dimulai
Next Article Purbaya Tuai Kontroversi, Sebut Tuntutan 17+8 Hanya Suara Kecil

Informasi lainnya

Insentif MBG: Jangan Alihkan Beban

2 November 2025

Kehadiran Prabowo di Kongres Projo, Akan Menegaskan Dirinya “Termul”

1 November 2025

Sentralisasi Berkedok Nasionalisme

31 Oktober 2025

Siapa Kenyang dari Proyek Makan Bergizi?

27 Oktober 2025

Larangan Baju Bekas: Tegas Boleh, Serampangan Jangan

27 Oktober 2025

Menag di Vatikan: Diplomasi Iman dan Kemanusiaan

26 Oktober 2025
Paling Sering Dibaca

PKS dan Strategi Politik yang Memukul Balik

Editorial Udex Mundzir

Stop Putar Lagu atau Musik Lokal Indonesia

Editorial Udex Mundzir

Rekomendasi Menu untuk Mengelola Daging Qurban

Islami Alfi Salamah

UMP 2025: Melampaui Angka, Memahami Kebutuhan

Editorial Udex Mundzir

Menakar Usia Ideal Penggunaan HP bagi Anak

Editorial Udex Mundzir
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

Wakil Wali Kota Bandung Diperiksa Kejaksaan, Bukan OTT

Wisuda XVI Politeknik Triguna Tasikmalaya Kukuhkan 87 Lulusan, 3 Cumlaude

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.