Ada banyak alasan mengapa orang kaya suka berdonasi. Bukan semata karena dermawan, tapi juga karena ingin memberi dampak, menjaga reputasi, hingga mengelola kekayaan dengan cerdas.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pesan donasi yang bersifat personal, seperti “Anda pahlawan kehidupan”, sangat efektif menarik perhatian orang kaya. Pesan ini memberi rasa kontrol—bahwa sumbangan mereka benar-benar bisa mengubah sesuatu.
Sebagian besar juga merasa bahwa mereka punya tanggung jawab sosial. Sejak dulu, pemikiran seperti Gospel of Wealth dari Andrew Carnegie (1889) sudah menekankan pentingnya orang kaya berbagi kekayaan untuk kebaikan masyarakat.
Namun, strategi keuangan juga tak bisa diabaikan. Berdonasi bisa menjadi cara untuk mengurangi beban pajak, mengelola aset, hingga mengefisienkan admin keuangan. Tren ini dikenal sebagai “philanthropic cakeism”—berderma tanpa mengorbankan kekayaan.
Selain itu, pengalaman pribadi dan nilai keluarga sering menjadi dorongan kuat. Banyak donatur kaya yang merasa terhubung secara emosional dengan isu tertentu, karena pernah mengalaminya sendiri atau melihatnya dalam keluarga mereka.
Dari sisi psikologi, ada istilah warm glow—memberi menimbulkan rasa senang, lega, bahkan euforia. Kepuasan batin ini menjadi alasan kenapa mereka terus berdonasi.
Menjaga citra dan reputasi juga punya peran penting. Studi global tahun 2025 menunjukkan bahwa orang kaya lebih sering melakukan donasi nyata sebagai bagian dari cara membangun nama baik dan pengaruh sosial.
Kini, semakin banyak donatur kaya yang melibatkan diri langsung dalam aktivitas sosial. Mereka tak hanya memberi uang, tapi juga memberikan keahlian dan waktu agar donasinya lebih efektif. Gaya ini dikenal sebagai effective altruism.
“Saya ingin sumbangan saya punya dampak yang terukur, bukan sekadar formalitas,” ujar seorang pebisnis dermawan yang aktif mendampingi proyek sosialnya.
Gabungan dari semua motivasi—empati, strategi, moral, hingga reputasi—membentuk pola donasi yang tidak sekadar murah hati, tapi juga cermat dan berkelanjutan. Bila dilakukan dengan baik, memberi bukan hanya meringankan orang lain, tapi juga memberi makna lebih dalam bagi si pemberi.