Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Galunggung Dilirik UNESCO, Warga Didorong Jadi Penjaga Alam

Udex MundzirUdex Mundzir4 Juli 2024 Lingkungan
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Tasikmalaya – Selembar peta besar terbentang di meja. Puluhan peserta menyimak, mencatat, dan sesekali bertanya. Di hadapan mereka, para ahli memaparkan kerangka besar yang sedang digagas: menjadikan Geopark Galunggung bukan hanya milik Tasikmalaya, tapi juga bagian dari warisan geologi dunia di bawah naungan UNESCO Global Geoparks Network.

Langkah penting menuju cita-cita itu dimulai Kamis (4/7/2024), lewat kegiatan deliniasi dan inventarisasi warisan geologi di kawasan Galunggung. Proses ini melibatkan akademisi dari Universitas Siliwangi, Universitas Padjadjaran, dan Institut Teknologi Bandung, didukung penuh oleh pemerintah daerah serta komunitas lokal.

“Geopark Galunggung bukan hanya tentang pelestarian lanskap. Ini soal membuka masa depan baru, lewat pariwisata edukatif dan berbasis budaya,” ujar Ruli dari Universitas Siliwangi saat membuka kegiatan di ruang kuliah kampus.

Suasana ruang dipenuhi semangat kolaborasi. Hadir mahasiswa, dosen, tokoh masyarakat, dan pegiat lingkungan. Semua duduk sejajar, menyimak pemaparan tentang pentingnya memahami batu, tanah, dan sejarah letusan yang selama ini dianggap biasa.

Gunung Galunggung bukan nama asing dalam sejarah geologi Indonesia. Letusannya tahun 1982 menjadi perhatian internasional. Tapi warisan itu tak berhenti di bencana. Kawasan ini menyimpan kekayaan yang luar biasa—yang kini tengah disusun, didata, dan dinarasikan ulang agar bisa diterima sebagai situs geopark nasional.

Salah satu situs utama adalah Danau Kawah Galunggung, yang terbentuk setelah letusan. Danau ini tidak hanya menawarkan keindahan visual, tapi juga menjadi sumber penting bagi penelitian ilmiah tentang proses vulkanik. Di sekitarnya terbentang bentang alam vulkanik yang mencakup aliran lava beku, lapisan piroklastik, dan struktur geologi langka. Keunikan tersebut menjadikan kawasan ini sebagai laboratorium geologi alam terbuka yang sulit ditemukan di tempat lain.

Tak jauh dari situ, muncul mata air panas—bukti nyata adanya aktivitas geotermal di bawah permukaan bumi. Fenomena ini menjadi nilai tambah kawasan Galunggung yang bisa dikembangkan sebagai obyek wisata sekaligus edukasi publik.

Namun, upaya ini bukan hanya soal mengangkat potensi alam. Salah satu aspek terpenting dari pendekatan geopark adalah pelibatan masyarakat. Rina, peneliti dari Universitas Padjadjaran, menegaskan bahwa geopark tak akan hidup tanpa keterlibatan aktif warga lokal.

“Pelestarian geopark tidak bisa hanya dari kalangan akademik atau pemerintah. Warga adalah penjaga sejati warisan ini. Kami akan memberikan pelatihan agar mereka bisa menjadi pemandu wisata geologi yang paham dan percaya diri,” ujarnya.

Hal ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Beberapa di antaranya berasal dari desa-desa di sekitar Galunggung, yang selama ini hidup berdampingan dengan alam tanpa pernah benar-benar tahu bahwa tanah yang mereka injak menyimpan nilai global.

Diskusi berlangsung interaktif. Mulai dari metode dokumentasi geodiversitas, cara memetakan struktur tanah, hingga strategi penyusunan dokumen pengajuan ke Komite Nasional Geopark Indonesia. Semua dipaparkan secara terbuka dan disambut dengan antusias.

Setelah seluruh proses deliniasi dan inventarisasi selesai, hasilnya akan digunakan untuk menyusun dokumen resmi pengusulan Geopark Galunggung sebagai Geopark Nasional. Bila disetujui, langkah selanjutnya adalah mengajukan kawasan ini ke UNESCO sebagai bagian dari jejaring Global Geoparks Network.

Pengakuan tersebut bukan sekadar prestise. Ia membuka jalan bagi pengembangan riset, peningkatan kunjungan wisata, dan penciptaan lapangan kerja berbasis lingkungan. Galunggung bisa menjadi pusat pembelajaran terbuka—di mana alam, ilmu, dan manusia saling melengkapi.

Namun tantangannya tak sedikit. Perlu edukasi terus-menerus, kolaborasi lintas sektor, dan komitmen menjaga kawasan dari eksploitasi berlebih. Status geopark mengharuskan pelestarian yang seimbang dengan pemanfaatan.

Bagi Tasikmalaya, ini adalah kesempatan langka. Dari gunung yang pernah dikenal karena letusannya, Galunggung kini melangkah menuju status baru: sebagai naskah purba yang sedang ditulis ulang, dan dijaga bersama demi masa depan yang lebih bijak terhadap bumi.

Edukasi Geologi Geopark Galunggung Tasikmalaya Geopark UNESCO Geopark Indonesia Wisata Berkelanjutan
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleHari Bhayangkara ke-78, Harun Al Rasyid Apresiasi Peran dan Kontribusi Polri
Next Article Hijrah itu Move On

Informasi lainnya

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

16 Oktober 2025

BMKG Prediksi Banjir Masih Ancam Bali hingga Tiga Hari

10 September 2025

Menteri LH Percepat Daur Ulang untuk Atasi Sampah Plastik

18 Agustus 2025

Gempa Poso M 5,8 Picu Tsunami Minor 4 Cm

17 Agustus 2025

KLH Segel 200 Hektare Lahan Terbakar di Kubu Raya

4 Agustus 2025

BNPB Minta Evaluasi Sistem Peringatan Tsunami Daerah

31 Juli 2025
Paling Sering Dibaca

Provokator di Balik Api Jalanan

Editorial Udex Mundzir

Coba Vaksin? Wakil Rakyat Dulu!

Editorial Udex Mundzir

Pelanggan adalah Kunci Sukses Bisnis Anda

Bisnis Assyifa

Hukum Membaca Surah Pendek dalam Shalat Khafifatain

Islami Ericka

Petualangan Haji: Masjid Quba sebagai Pintu Gerbang Pertama

Islami Alfi Salamah
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

WMSJ 2025 Hadir di Jakarta, Ribuan Pramuka Muslim Dunia Berkumpul

Pemecatan Shin Tae-yong, PSSI Hadapi Beban Pesangon Rp 60 Miliar

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.