Bogor – Memasuki musim hujan, ketinggian muka air (TMA) di Bendung Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat, kerap menyentuh 100-130 sentimeter atau berstatus Siaga 3 pada sore hari. Kondisi ini menjadi peringatan dini bagi wilayah hilir, termasuk Kota Depok dan Jakarta, yang rentan dilanda banjir.
Pelaksana Bendung Katulampa, Andi Sudirman, mengungkapkan bahwa peningkatan TMA biasanya terjadi akibat hujan terus-menerus di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.
“Jadi datang sore hari, kalau malam udah mulai surut lagi. Mulai sekitar jam 15.00-16.00 WIB, sekitar tiga atau empat jam langsung surut lagi,” kata Andi di Kota Bogor, Rabu (11/12/2024).
Ia menambahkan bahwa TMA di Bendung Katulampa dipengaruhi hujan di hulu Sungai Ciliwung di kawasan Puncak, bukan hujan lokal di Kota Bogor. Saat ini, TMA masih berada di level normal, yaitu 20 sentimeter. Namun, ia mengingatkan bahwa hujan deras yang terus-menerus di Puncak dapat meningkatkan volume air di Bendung Katulampa.
“Kalau di Puncak sudah terus-terusan hujan, kemungkinan air bertambah di Katulampa,” terangnya.
Andi juga menjelaskan bahwa ketika Bendung Katulampa menyentuh Siaga 3, risiko banjir di Jakarta meningkat, terutama jika wilayah Bogor, Depok, dan Jakarta juga diguyur hujan. Koordinasi intensif dilakukan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau cuaca, serta dengan penjaga pintu air di Depok dan Manggarai, Jakarta.
Ia turut mengimbau warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung untuk tetap waspada.
“Terutama warga-warga yang di pinggir sungai, tebing-tebing, yang rawan dengan longsor tetap siaga dan koordinasi dengan wilayah setempat. Yang dikhawatirkan musim hujan merata Bogor, Depok, dan kawasan Jakarta,” tuturnya.
Kondisi ini menjadi pengingat bahwa kolaborasi semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, sangat diperlukan dalam mengantisipasi ancaman banjir saat musim hujan.
