Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

DPR Tegaskan Direksi BUMN Tak Kebal Hukum

Pernyataan Komisi VI DPR menanggapi kekhawatiran soal kebal hukum direksi BUMN pasca UU BUMN terbaru.
ErickaEricka8 Mei 2025 Hukum
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Ilustrasi Gedung Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Jakarta – Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, menyatakan bahwa para direksi dan komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tetap bisa dikenai proses hukum jika terbukti merugikan negara.

Penegasan ini menanggapi anggapan bahwa jajaran direksi BUMN kini kebal hukum pasca disahkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang BUMN.

Menurut Andre, status hukum direksi BUMN memang tidak lagi dikategorikan sebagai penyelenggara negara. Namun, bukan berarti mereka terbebas dari jerat pidana.

Ia menegaskan bahwa proses hukum tetap bisa berjalan jika ditemukan unsur kesengajaan atau kelalaian dalam tindakan yang merugikan negara.

“Kalau mereka merugikan negara, maka wajib membuktikan bahwa ada atau tidaknya unsur kelalaian dan unsur kesengajaan. Tapi kalau tidak bisa membuktikan, tentu mereka diproses secara hukum,” ujar Andre Rosiade di Kompleks Parlemen, Kamis (8/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa Undang-Undang BUMN yang baru menganut prinsip business judgement rule, di mana aset BUMN dianggap sebagai kekayaan negara yang dipisahkan.

Dengan demikian, tanggung jawab direksi dalam pengelolaan keuangan dan aset BUMN tetap berada dalam pengawasan hukum, termasuk hukum pidana jika terjadi pelanggaran.

“Sekarang dalam Undang-Undang BUMN, ada kekayaan negara yang dipisahkan. Aset-aset BUMN ini kan kekayaan negara yang dipisahkan, sehingga menganut business judgement rules,” lanjutnya.

Ia juga mengingatkan bahwa meski aset BUMN terpisah dari kekayaan negara, perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut tetap menerima penyertaan modal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Artinya, potensi kerugian negara tetap ada dan perlu diusut tuntas bila terjadi penyimpangan.

“Jadi, enggak benar bahwa Direksi BUMN itu kebal hukum, atau enggak bisa diproses aparat penegak hukum. Kalau merugikan negara pasti diproses dong,” tegas Andre.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 mulai berlaku sejak 24 Februari 2025, menggantikan UU Nomor 19 Tahun 2003.

Dalam beleid baru ini, status direksi dan komisaris BUMN tak lagi termasuk penyelenggara negara, yang menimbulkan kekhawatiran terkait pengawasan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sejumlah kalangan menilai perubahan ini bisa melemahkan daya jangkau KPK terhadap kasus korupsi di lingkungan BUMN.

Namun demikian, DPR menegaskan bahwa aspek penegakan hukum tetap terjamin melalui mekanisme hukum yang berlaku, baik melalui kejaksaan maupun kepolisian, selama terdapat bukti dan kerugian negara yang dapat diidentifikasi.

Dengan pernyataan ini, DPR berupaya memberikan kejelasan hukum serta menepis anggapan bahwa pengesahan UU BUMN baru membuat jajaran petinggi BUMN terbebas dari jerat hukum atas tindakan yang merugikan keuangan negara.

BUMN DPR RI Hukum Direksi Korupsi BUMN Undang-Undang BUMN
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleDPR: Coretax Harusnya Permudah Pajak, Bukan Bikin Ribet
Next Article Zero ODOL Diterapkan 2026, Pemerintah Uji Coba di Jabar

Informasi lainnya

KPK Minta PBNU Bersabar Soal Tersangka Kasus Kuota Haji

13 September 2025

PBNU Desak KPK Umumkan Tersangka Kasus Kuota Haji

13 September 2025

KPK Telusuri Dugaan Aliran Dana Korupsi Ridwan Kamil

10 September 2025

KPK Bongkar Skandal Kuota Haji, Dugaan Kerugian Rp1 Triliun

10 September 2025

Media Asing Soroti Penetapan Nadiem Makarim sebagai Tersangka

5 September 2025

120 Saksi dan 4 Ahli Jadi Bukti Jerat Nadiem Makarim

4 September 2025
Paling Sering Dibaca

Haji Ilegal, Iman yang Dimanfaatkan

Editorial Udex Mundzir

Mengenal Bukit Kelam, Batu Tertinggi di Dunia dari Indonesia

Travel Ericka

Ulang Tahun Google ke-25 Tahun: Perjalanan Singkat dan Inovasi Saat Ini

Gagasan Ericka

Destinasi Impian untuk Cuti Bersama Desember 2023

Travel Dexpert Corp

Traveling Sendiri, Kenapa Tidak?

Travel Ericka
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.