Jakarta – Setelah mencetak rekor tertinggi baru, harga emas dunia akhirnya terkoreksi. Di pasar spot, harga logam mulia ini turun 0,5% menjadi USD 3.326,51 per ons setelah sempat menyentuh angka tertinggi USD 3.357,40 pada awal sesi perdagangan Kamis (18/4/2025).
Koreksi ini terjadi akibat aksi ambil untung dari investor setelah kenaikan tajam 3,6% pada hari sebelumnya. Kenaikan tersebut dipicu oleh keputusan Presiden AS Donald Trump yang memerintahkan investigasi tarif atas seluruh impor mineral penting.
“Harga emas mungkin akan terkoreksi dalam jangka pendek karena lonjakan minggu ini dan menjelang akhir pekan panjang,” kata Tai Wong, pedagang logam independen.
Di sisi lain, harga emas berjangka AS juga terkoreksi tipis sebesar 0,2% menjadi USD 3.339,90 per ons. Namun, tren bullish jangka menengah masih membayangi harga emas. Dolar AS yang melemah membuat emas lebih menarik bagi investor global, apalagi ketegangan dagang AS–China kian meningkat.
“Dengan ketidakpastian yang terus berlangsung, kami masih optimis terhadap harga emas ke depan,” ujar konsultan dari Metals Focus.
Analis emas Lukman Leong bahkan memprediksi bahwa harga emas dunia sangat mungkin menyentuh level USD 4.000 per ons pada tahun 2025. Ia menilai respons Tiongkok yang menghentikan impor pesawat Boeing serta sanksi AS terhadap penjualan chip AI ke China akan terus memanaskan tensi geopolitik.
“Situasinya semakin memburuk dan dolar terus melemah. Itu semua mendorong harga emas makin tinggi,” jelas Lukman.
Sementara itu, harga logam mulia lain ikut tertekan. Perak turun 0,9% menjadi USD 32,46, platinum anjlok 1% ke USD 957,18, dan paladium turun tajam 2,3% ke USD 949,72 per ons.
