Jakarta – Menteri Hukum dan HAM, Supratman Andi Agtas, menerima audiensi sejumlah musisi ternama Indonesia, termasuk Agnez Mo, Arman Maulana, Ariel Noah, dan Bunga Citra Lestari (BCL). Pertemuan yang berlangsung pada Rabu (19/2/2025) ini membahas sistem royalti dalam industri musik, terutama dalam konteks revisi Undang-Undang Hak Cipta yang sedang dibahas di DPR.
Dalam konferensi pers usai audiensi, Supratman menyatakan apresiasinya terhadap inisiatif para musisi dalam menyampaikan aspirasi mereka.
“Saya berterima kasih kepada Agnez Mo dan para musisi lainnya atas masukan yang diberikan. Masukan ini akan kami jadikan pertimbangan dalam pembahasan revisi Undang-Undang Hak Cipta,” ujar Supratman.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah terbuka terhadap berbagai masukan dari masyarakat, termasuk akademisi dan pemangku kepentingan lainnya. Setiap masukan yang diterima akan dikaji lebih lanjut setelah draf RUU Hak Cipta masuk ke Kemenkumham.
Dalam pertemuan itu, Agnez Mo menekankan pentingnya pemahaman yang lebih baik terhadap regulasi hak cipta. Ia juga berbagi pengalamannya sebagai pencipta lagu yang berkarier di dalam dan luar negeri serta keterlibatannya dengan Broadcast Music, Inc. (BMI), sebuah Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) di Amerika Serikat.
“Saya warga negara Indonesia, saya taat hukum Indonesia. Sayangnya, ada kasus yang membuat kami bingung. Jadi, saya pikir ini kesempatan yang baik untuk berdialog agar kami semua lebih sadar hukum,” ujar Agnez Mo.
Sementara itu, Arman Maulana menyoroti keresahan para musisi terkait sistem royalti yang menjadi alasan utama pertemuan ini.
“Kami berkumpul karena belum ada serikat penyanyi yang menaungi kami, sehingga beberapa penyanyi membentuk Vibrasi Suara Indonesia atau VISI dan menyusun manifesto,” jelas vokalis Gigi itu.
Ariel Noah menambahkan bahwa VISI hadir untuk mewakili suara para penyanyi yang menginginkan penyelesaian segera atas polemik yang berkembang.
“Kami ingin negara hadir untuk menengahi dan menyelesaikan persoalan ini agar ada kejelasan bagi semua pihak,” ujar Ariel.
Bunga Citra Lestari juga menekankan bahwa tujuan utama pertemuan ini adalah menciptakan ekosistem musik yang lebih adil bagi semua pihak.
“Kami ingin ada solusi agar industri musik bisa berjalan dengan fair dan baik untuk semua,” ujar BCL.
Audiensi ini menjadi langkah awal dalam memperkuat dialog antara pemerintah dan para musisi demi menciptakan kebijakan hak cipta yang lebih jelas dan adil bagi industri musik Indonesia.
