Jakarta – Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo, Handoko, menyatakan kesiapan organisasinya untuk berubah menjadi partai politik jika Presiden Joko Widodo memberikan arahan. Handoko menegaskan bahwa Projo akan selalu mendukung langkah politik Jokowi.
“Kalau Pak Jokowi perintahkan begitu, ya siap-siap saja,” ujar Handoko pada Rabu (18/12/2024), seperti dikutip dari Antara. Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada pembicaraan serius antara pihak Projo dengan Jokowi terkait rencana tersebut.
“Belum, nanti di saat yang tepat pasti kita bicarakan,” jelasnya.
Projo, yang awalnya merupakan organisasi relawan pendukung Jokowi, kini membuka peluang untuk menjadi partai politik. Hal ini mencuat pasca Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution dipecat dari keanggotaan PDI Perjuangan. Pemecatan tersebut diumumkan oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP, Komarudin Watubun, pada Senin (16/12/2024).
Pemecatan Jokowi dari PDIP dilakukan dengan alasan pelanggaran aturan partai. “Setelah dikeluarkannya surat pemecatan ini, maka PDI Perjuangan tidak ada hubungan dan tidak bertanggung jawab atas segala tindakan saudara,” ujar Komarudin saat membacakan keputusan partai.
Tiga surat pemecatan tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto. Selain Jokowi, Gibran, dan Bobby, terdapat 27 anggota PDIP lainnya yang juga dipecat.
Langkah ini membuka ruang baru bagi Projo untuk menjajaki transformasi menjadi partai politik, terutama sebagai kendaraan baru bagi Jokowi di panggung politik nasional. Handoko menegaskan bahwa Projo akan tetap setia kepada arahan Jokowi dan mendukung langkah politiknya di masa depan.
