Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan perlambatan nilai transaksi saham selama periode perdagangan 18—22 November 2024. Total nilai transaksi tercatat mencapai Rp9,93 triliun, lebih rendah dibanding pekan sebelumnya.
Meski demikian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru mengalami peningkatan tipis sebesar 0,48 persen, ditutup pada level 7.195,565 dari posisi 7.161,258. Sementara itu, kapitalisasi pasar BEI turun sebesar 0,08 persen menjadi Rp12.053 triliun, dibandingkan pekan lalu yang mencapai Rp12.063 triliun.
Rata-rata frekuensi transaksi harian juga melemah hingga 13,80 persen, menjadi 1,10 juta kali transaksi dari 1,28 juta pada minggu sebelumnya. Penurunan signifikan terjadi pada rata-rata volume transaksi harian yang terkoreksi 37,82 persen, hanya mencapai 19,89 miliar lembar saham dari 31,99 miliar lembar saham.
“Investor asing mencatat nilai jual bersih sebesar Rp353,68 miliar pada pekan ini. Namun, sepanjang 2024, mereka tetap membukukan nilai beli bersih sebesar Rp25,46 triliun,” ujar BEI dalam keterangan resminya.
Selain perdagangan, BEI menggelar sejumlah kegiatan penting selama pekan tersebut. Pada Selasa (19/11), BEI meraih penghargaan Learning Champion dalam ajang LinkedIn Talent Awards Indonesia 2024 untuk kategori perusahaan dengan jumlah pegawai di bawah 5.000.
Keesokan harinya, Rabu (20/11), BEI melaksanakan acara Ring the Bell for Climate. Kegiatan simbolis ini menegaskan komitmen bursa untuk mendukung aksi perubahan iklim, bersamaan dengan berlangsungnya COP ke-29 di Baku, Azerbaijan.
Pada hari yang sama, BEI mencatatkan Obligasi Berkelanjutan VI Mandiri Tunas Finance Tahap IV Tahun 2024. Obligasi tersebut memperoleh peringkat AAA (Triple A) dari PEFINDO, dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai wali amanat.
Selain itu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga mencatatkan dua instrumen, yaitu Obligasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2024 dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2024. Keduanya memperoleh peringkat idA (Triple A) dari PEFINDO. Total emisi obligasi dan sukuk sepanjang 2024 mencapai 124 emisi dengan nilai Rp115,74 triliun dari 65 emiten.
Saat ini, BEI mencatat total 592 emisi obligasi dan sukuk senilai Rp469,02 triliun dan USD86,0163 juta, diterbitkan oleh 132 emiten. Selain itu, terdapat 191 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai Rp6.035,71 triliun dan USD502,10 juta, serta 8 emisi Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp2,70 triliun.
