Jakarta – Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, mengeluarkan peringatan serius mengenai meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Dalam sebuah dialog awal pekan ini, ia menyatakan bahwa konflik geopolitik ini dapat membawa dunia ke ambang Perang Dunia Ketiga.
“Jika Amerika Serikat memutuskan hubungan dengan China, hal itu akan sangat merugikan bagi perekonomian AS dan warganya,” ujar Wong seperti dikutip oleh The Straits Times pada Jumat (24/01/2025).
Menurut Wong, meskipun saling ketergantungan ekonomi antara AS dan China sangat besar, ancaman perpecahan menjadi dua blok—blok AS dan blok China—dapat memaksa negara-negara, termasuk di Asia Tenggara, untuk memilih salah satu pihak.
Ia menekankan pentingnya netralitas kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura, dalam menghadapi situasi ini. “Negara seperti kami tidak boleh dipaksa untuk memilih pihak. Kami harus menjaga kemitraan strategis dengan kedua negara,” tambahnya.
Wong juga menyoroti bahwa sebagian besar barang yang diimpor oleh AS berasal dari China, sehingga pemisahan ekonomi total antara kedua negara sulit dilakukan pada tahap ini. Namun, ia tetap menegaskan perlunya upaya untuk meminimalkan risiko konflik langsung.
“Semua pihak di dunia, meskipun tidak sebesar AS atau China, harus melakukan bagian mereka untuk meredakan ketegangan dan menjaga perdamaian global,” jelas Wong.
Ketegangan geopolitik ini juga berdampak pada dinamika ekonomi global. Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif baru sebesar 10% pada barang-barang China, memicu kekhawatiran perang dagang yang dapat memperburuk situasi.
Dampak ketegangan ini dirasakan pula oleh negara-negara ASEAN, yang bergantung pada stabilitas global untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Para pemimpin ASEAN diharapkan dapat berperan dalam menjaga netralitas kawasan dan memitigasi dampak konflik geopolitik tersebut.