Jakarta – Kinerja perdagangan Indonesia mulai terdampak kebijakan proteksionisme Amerika Serikat. Hingga April 2025, surplus neraca perdagangan Indonesia menyusut tajam menjadi hanya USD 150 juta. Angka ini menurun drastis dari capaian Maret yang masih di angka USD 4,33 miliar.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Donald Trump memberi pengaruh signifikan terhadap penurunan ekspor Indonesia. Hal ini juga dirasakan oleh negara-negara anggota ASEAN lainnya.
“Banyak terkait kebijakan Trump, apalagi kemarin waktu kami ketemu teman-teman Mendag di Kuala Lumpur waktu KTT ASEAN, kita juga ngobrol ternyata pengaruhnya bagi masing-masing (negara) sangat besar bahkan banyak eksportir yang cenderung masih menunggu,” ujar Budi di Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Penurunan surplus perdagangan pada April 2025 bahkan tercatat sebagai yang terendah dalam lima tahun terakhir, menurut data Badan Pusat Statistik.
Menurut Budi, selain faktor eksternal dari kebijakan tarif AS, penurunan ekspor pada Maret dan April juga dipengaruhi oleh libur Lebaran. Banyak perusahaan menangguhkan aktivitas pengiriman karena cuti bersama dan libur nasional.
“Setelah kami cek, di beberapa negara seperti di Malaysia, Filipina, Vietnam. Nah, kita analisa kemarin awal April itu masih libur Lebaran ya. Jadi masih banyak karena libur sehingga juga berkurang,” katanya.
Indonesia sendiri, kata Budi, saat ini masih menjalani proses negosiasi dengan Amerika Serikat terkait ketentuan tarif baru terhadap produk-produk ekspor utama.
Budi juga berharap pertemuan bilateral yang baru-baru ini dilakukan dalam forum APEC dapat membawa hasil positif terhadap pemulihan kinerja ekspor nasional pada bulan Mei dan Juni.
“Mudah-mudahan bulan depan sih sudah normal kembali ya. Kemarin kan prediksi teman-teman dari ASEAN juga, mudah-mudahan juga kemarin ketemu waktu APEC meeting kan dari perwakilan Amerika juga datang ya, mudah-mudahan semua segera normal kembali,” tambahnya.
Pemerintah saat ini tengah mengevaluasi kebijakan ekspor dan akan menyusun langkah strategis menghadapi ketidakpastian global yang diperburuk oleh ketegangan dagang internasional.