Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Kamis, 13 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Menag Dorong Kolaborasi Global Wasathiyah Islam dan Nilai Tionghoa

Penutupan World Peace Forum 2025 menjadi momentum untuk membangun jembatan kebijaksanaan lintas peradaban dunia.
Lisda LisdiawatiLisda Lisdiawati11 November 2025 Global
Menag Dorong Kolaborasi Global Wasathiyah Islam dan Nilai Tionghoa
Menteri Agama atau Menag Nasaruddin Umar (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Jakarta – Dengan suasana penuh refleksi dan semangat persaudaraan, Menteri Agama RI Nasaruddin Umar resmi menutup perhelatan World Peace Forum (WPF) ke-9 di Jakarta pada Selasa (11/11/2025). Dalam pidatonya, Menag menyerukan pentingnya membangun kolaborasi global antara nilai-nilai Wasathiyah Islam dan kebijaksanaan Tionghoa sebagai fondasi dalam memperkuat perdamaian dunia yang berkelanjutan.

Menurut Nasaruddin Umar, konsep Wasathiyah Islam yang bersumber dari Al-Qur’an memiliki makna mendalam tentang keseimbangan dan keadilan. Nilai ini, kata dia, sejalan dengan filosofi kebijaksanaan Tionghoa yang menekankan harmoni dan moderasi dalam kehidupan. “Sangat penting bagi kita hari ini untuk berbicara mengenai Wasathiyah Islam dan nilai-nilai Tionghoa dalam konteks kolaborasi global. Islam Wasathiyah adalah konsep dari Al-Qur’an, dan memiliki makna yang sangat mendalam,” ujar Nasaruddin.

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa istilah Wasathiyah berasal dari struktur gramatika Arab (rubai) yang mencerminkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. “Bagi saya, Islam Wasathiyah adalah dinul Islam, agama keseimbangan dan keadilan,” tuturnya, sembari menegaskan bahwa nilai tersebut menjadi penopang penting dalam menghadapi tantangan kemanusiaan modern.

Dalam forum yang dihadiri pemimpin agama, akademisi, serta tokoh perdamaian dari berbagai negara, Nasaruddin juga menyinggung hubungan historis antara Islam dan peradaban Tionghoa. Ia menilai, kedua peradaban besar itu telah lama berbagi semangat harmoni dan kedamaian. “Hubungan antara Islam dan Tiongkok telah terjalin sejak berabad-abad lalu. Kedua peradaban besar ini memiliki semangat yang sama dalam membangun keharmonisan, keseimbangan, dan kedamaian. Nilai-nilai ini penting untuk menjadi dasar kolaborasi global masa depan,” katanya.

Menag menegaskan bahwa posisi Tiongkok sangat strategis dalam peta spiritual dunia, mengingat banyak agama besar lahir dari kawasan timur. Karena itu, dialog lintas agama dari timur, menurutnya, menjadi kunci penting menjawab berbagai konflik global yang kerap bersumber dari perbedaan tafsir dan kepentingan ideologis.

“Tidak ada perang suci, yang ada hanyalah perdamaian suci. Konsep ini penting untuk terus kita suarakan agar generasi muda di masa depan tumbuh dengan semangat kasih dan kemanusiaan,” pungkas Menag, menekankan pentingnya mengganti narasi holy war menjadi holy peace.

Sebelum acara penutupan, Presiden Timor Leste Ramos Horta turut hadir di Hotel Sahid Jakarta untuk memberikan sambutan serta menerima Benevolence Award. Ia juga menghadiri Farewell Dinner WPF ke-9 yang digelar pada malam harinya di Balai Kota Jakarta bersama tuan rumah Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

Adapun World Peace Forum ke-9 tahun 2025 diselenggarakan oleh Center for Dialogue and Cooperation Among Civilizations (CDCC) bekerja sama dengan Cheng Ho Multicultural Education Trust (Malaysia), Muhammadiyah, dan Global Fulcrum of Wasatiyyat Islam (GFWI). Sejak pertama kali digelar pada 2006, WPF menjadi wadah lintas negara dan agama untuk membangun dialog serta mencari solusi damai terhadap berbagai konflik global.

Nasaruddin Umar Perdamaian Dunia Tiongkok Wasathiyah Islam World Peace Forum
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleDato Sri Tahir: Purbaya Sosok Tepat Atasi Tantangan Ekonomi Nasional
Next Article Tips Mengatur Waktu agar Gak Overwhelmed Tiap Hari

Informasi lainnya

Megawati Serukan Dunia Bersatu Dukung Palestina Merdeka

1 November 2025

Menag di Vatikan: Diplomasi Iman dan Kemanusiaan

26 Oktober 2025

Timor Leste Resmi Bergabung ke ASEAN pada KTT Kuala Lumpur

26 Oktober 2025

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

15 Oktober 2025

Dubes Palestina Kritik Rencana Damai 20 Poin Trump untuk Gaza

30 September 2025

UK, Kanada, dan Australia Akui Kedaulatan Palestina

22 September 2025
Paling Sering Dibaca

Isra’ Mi’raj dan Problem Solving

Islami Syamril Al-Bugisyi

Yang Janji Prabowo, Rakyat yang Pusing

Opini Udex Mundzir

Bang Sakty: Sulit Jadi Single Bar dengan Banyaknya Organisasi Advokat 

Argumen Alwi Ahmad

Garuda Pertiwi: Semangat Tanpa Batas di Balik Trofi Perdana

Editorial Udex Mundzir

Trump Berlagak Pahlawan Tapi Kesiangan

Editorial Udex Mundzir
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

KPK Cetak Quattrick di Riau, Empat Gubernur Tersandung Korupsi

PB XIII Hangabehi Wafat, Takhta Keraton Surakarta Tunggu Pewaris Resmi

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.