Tasikmalaya – Debat publik Pemungutan Suara Ulang (PSU) Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya yang digelar Senin malam (14/4/2025) mengubah peta kekuatan politik. Pasangan nomor urut 02, Cecep Nurul Yakin-Asep Sopari Al-Ayubi, mencatat lonjakan signifikan dalam elektabilitas.
Hasil ini dirilis Lembaga Poldata Indonesia dan diterima redaksi Selasa (15/4/2025). Direktur Eksekutif Poldata, Fajar Arif Budiman, menyebut performa debat yang konsisten serta kekuatan jejaring komunitas menjadi faktor penentu.
“Kenaikan elektabilitas pasangan Cecep-Asep pasca debat publik juga didukung kampanye komunitas yang memperlihatkan kekuatan sosial dan kultural,” kata Fajar.
Fajar menyebut masyarakat Tasikmalaya yang religius dan berorientasi kekeluargaan cenderung mempertimbangkan keteladanan moral. Cecep-Asep dinilai memenuhi preferensi itu.
Menurutnya, visi “Tasik Maju, Tasik Era Baru” bukan sekadar retorika. Program-program Cecep-Asep dinilai menyentuh kebutuhan dasar masyarakat seperti infrastruktur, pelayanan publik, dan penguatan ekonomi lokal.
“Pasangan ini tidak bicara dengan bahasa elite. Mereka menyuarakan aspirasi masyarakat desa, pelaku UMKM, hingga kaum santri,” ujar Fajar.
Namun, di tengah euforia elektabilitas, sebagian masyarakat menunjukkan keraguan. Sebab Cecep adalah bagian dari pemerintahan sebelumnya yang dinilai gagal memperbaiki kondisi daerah.
“Kami masih ingat jalan rusak dan layanan macet. Kenapa yang lama naik lagi?” kata Euis Komariah, warga Singaparna.
Di sisi lain, gaya komunikasi Cecep-Asep yang membumi dinilai lebih menyentuh dibanding pasangan lain yang terkesan elitis. Ini menjadi kekuatan yang sulit dibendung di medan kampanye akar rumput.
Pengamat politik lokal, Sahrul Imtihan, menilai lonjakan ini juga dipengaruhi lemahnya sosok alternatif. Ia menyebut Cecep-Asep tampil dominan karena lawan belum mampu menyuguhkan harapan baru.
“Elektabilitas ini tumbuh bukan hanya dari kekuatan sendiri, tapi juga karena kompetitor tidak cukup menantang,” ucap Sahrul.
PSU Tasikmalaya pada 19 April mendatang menjadi momentum penentu. Lonjakan elektabilitas Cecep-Asep menciptakan gelombang baru, namun publik masih menimbang rekam jejak dan janji perubahan.
