Jakarta – Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, meminta Presiden Prabowo Subianto menolak pengunduran diri Miftah Maulana Habiburrahman dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Menurutnya, Miftah berperan besar dalam membangun keumatan dan dikenal dekat dengan wong cilik.
“Kami berharap agar Pak Prabowo tidak menerima pengunduran diri Miftah. Dia mampu memberikan kontribusi besar untuk keumatan,” ujar Jazilul di Jakarta, Sabtu (7/12/2024).
Ia menilai, pengunduran diri ini tidak semestinya terjadi. Terlebih, polemik yang melibatkan Miftah dan pedagang es teh bernama Sunhaji sudah selesai. Miftah telah meminta maaf langsung kepada Sunhaji dan berencana menggelar pengajian akbar di rumah Sunhaji sebagai wujud tanggung jawab moral.
Polemik ini bermula dari acara Magelang Bersalawat, November lalu, ketika Miftah dianggap memaki Sunhaji di depan umum. Kejadian tersebut menuai kritik keras hingga muncul petisi yang meminta Prabowo mencopot Miftah dari jabatannya. Petisi itu mendapat lebih dari 300 ribu dukungan.
Namun, Jazilul menekankan pentingnya mengambil hikmah dari peristiwa ini.
“Sebagai manusia, siapa pun bisa salah, termasuk tokoh agama. Yang terpenting, beliau telah menunjukkan sikap rendah hati dengan meminta maaf,” tambah Jazilul.
Ia juga menyebut bahwa peran Miftah dalam kegiatan keagamaan sangat besar. Setiap pengajian yang digelarnya selalu ramai dan memberikan dampak positif, baik berupa nasihat maupun keberkahan ekonomi bagi pedagang kecil yang hadir.
PKB berharap Prabowo mempertimbangkan kembali pengunduran diri ini.
“Miftah mampu menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat bawah. Beliau pro wong cilik dan itu aset besar,” ujar Jazilul.
Hingga kini, Istana belum memberikan keputusan resmi terkait pengunduran diri Miftah. Banyak pihak menunggu apakah Presiden Prabowo akan menerima pengunduran dirinya atau meminta Miftah tetap menjalankan tugasnya.
