Jakarta – Bursa saham domestik bergejolak pada perdagangan Senin (8/9/2025) setelah Presiden Prabowo Subianto resmi merombak Kabinet Merah Putih (KMP). Salah satu perubahan besar, yakni digantikannya Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan oleh Purbaya Yudhi Sadewa, memicu aksi jual yang signifikan di lantai bursa.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 100,49 poin atau 1,28 persen ke level 7.766. Padahal sebelumnya IHSG sempat menguat 61,71 poin atau 0,78 persen ke posisi 7.929,06. Tekanan jual melonjak tajam sekitar pukul 15.30 WIB, tidak lama setelah Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengumumkan reshuffle kabinet di Istana Negara.
Mengutip data RTI, terdapat 232 saham menguat, 451 saham melemah, dan 121 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp19,45 triliun dengan volume 35,82 miliar lembar saham dari 2,19 juta kali transaksi.
Ekonom Senior INDEF, Fadhil Hasan, menilai bahwa figur Sri Mulyani memiliki reputasi tinggi di mata pasar, baik domestik maupun internasional. Selama menjabat, ia dikenal menjaga kebijakan fiskal tetap stabil dan berkelanjutan, sehingga mampu menciptakan rasa percaya di kalangan investor.
“Namun yang harus dihindarkan adalah persepsi bahwa digantinya Sri Mulyani karena faktor non-teknis, misalnya peristiwa penjarahan rumahnya atau anggapan kebijakannya tidak pro rakyat. Jika itu yang diyakini pasar, dampaknya akan negatif bagi dunia usaha, pasar modal, dan masyarakat,” ujar Fadhil.
Ia menambahkan bahwa siapapun Menteri Keuangan pengganti akan menghadapi persoalan fiskal yang kompleks, mulai dari pembiayaan defisit APBN hingga menjaga daya tarik investasi di tengah ketidakpastian global. “Pilihan-pilihannya tidak ada yang mudah,” tambahnya.
Pelaku pasar memandang perubahan mendadak ini sebagai faktor ketidakpastian baru. Meski demikian, sebagian analis percaya koreksi IHSG bersifat sementara karena investor masih menunggu arah kebijakan dari Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa.
Dengan dinamika tersebut, investor diimbau lebih berhati-hati mengambil keputusan, sambil mencermati kebijakan fiskal lanjutan dari pemerintah Prabowo.