Jakarta – Tragedi meninggalnya wisatawan asal Brasil di jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, menjadi sorotan serius DPR RI. Ketua Komisi V, Lasarus, mendesak Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) segera menyusun regulasi terkait pengamanan wisata ekstrem di Indonesia guna mencegah kejadian serupa terulang.
Dalam rapat kerja bersama Basarnas dan BMKG di Kompleks Parlemen, Senin (7/7/2025), Lasarus menilai banyak objek wisata alam yang memiliki potensi bahaya namun belum dimitigasi secara memadai.
“Tempat berbahaya di kita yang sering dikunjungi, tempat yang indah di Indonesia ini rata-rata berbahaya. Bahayanya itu tidak dimitigasi sehingga tidak cukup aman untuk orang-orang yang berkunjung kesana,” ungkapnya.
Menurut Lasarus, Basarnas sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap pencarian dan pertolongan, memiliki hak untuk menetapkan standar keamanan serta regulasi terhadap objek-objek wisata berisiko tinggi.
“Oleh karena itu harus ada standar yang dikeluarkan oleh Basarnas bila perlu dikeluarkan regulasi bila memungkinkan. Kalau menurut saya bapak berhak juga membuat regulasi terkait tempat-tempat yang berbahaya,” tegasnya.
Ia menambahkan, Basarnas kerap menjadi pihak yang disalahkan ketika terjadi kecelakaan, padahal di banyak kasus tidak ada sistem perlindungan atau pengamanan dasar di lokasi wisata tersebut.
“Ketika ada yang celaka di sana, yang dikejar di sana Basarnas. Padahal Basarnas pun dengan situasi yang tidak ada pengamanan, apa bedanya dengan korban? Sangat mungkin tenaga rescue kita juga bisa bertaruh nyawa di sana,” ujarnya.
Lasarus juga meminta agar ke depan seluruh tempat wisata ekstrem harus melalui evaluasi risiko dan mendapatkan rekomendasi dari Basarnas sebagai bagian dari prasyarat pembukaan destinasi tersebut.
Sebelumnya, pendaki asal Brasil bernama Juliana (27) ditemukan meninggal dunia di dasar jurang Gunung Rinjani pada kedalaman sekitar 600 meter setelah sempat dilaporkan hilang. Proses evakuasi berlangsung sulit akibat kondisi medan dan cuaca ekstrem.
Kepala Kantor SAR Mataram, Muhamad Hariyadi, menyatakan bahwa tim SAR sempat menginap di lokasi sebelum jenazah berhasil diangkat ke Posko Sembalun untuk selanjutnya dievakuasi ke RS Bhayangkara NTB.
Dengan kejadian ini, DPR berharap pemerintah memperketat regulasi aktivitas pariwisata berisiko dan memastikan keselamatan wisatawan menjadi prioritas nasional.
