Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dikabarkan mendapat panggilan dari Presiden RI Prabowo Subianto untuk datang ke Hambalang, Sabtu (28/6/2025). Informasi ini diungkap langsung oleh Ketua Umum DPP AMPI, Jerry Sambuaga, dalam acara HUT ke-47 AMPI di kantor DPP Golkar, Jakarta Barat.
Jerry menyatakan bahwa jadwal acara terpaksa dimajukan satu setengah jam lebih awal karena Bahlil harus menghadiri agenda bersama Presiden. Meski tidak mengungkapkan secara rinci, ia menyebut bahwa pertemuan itu cukup penting sehingga Bahlil harus meninggalkan acara lebih cepat.
“Oleh karena itu untuk mempersingkat waktu karena Pak Ketum (Bahlil) habis ini akan ada acara dengan Presiden di Hambalang,” ujar Jerry Sambuaga.
Dalam sambutannya di acara yang sama, Bahlil membenarkan bahwa dirinya harus segera beranjak karena mendapat panggilan langsung dari Presiden Prabowo. Ia hanya menjawab singkat ketika ditanya oleh para wartawan mengenai agenda tersebut.
“Karena saya dipanggil bos. Jadi enggak bisa lama-lama ya,” ujar Bahlil sambil tertawa ringan, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Saat dikonfirmasi secara khusus oleh awak media setelah acara, Bahlil terlihat enggan memberikan keterangan. Ia menyebut tidak ada agenda resmi di Hambalang dan menghindari pertanyaan lanjutan dari wartawan.
“Enggak ada agenda,” singkatnya.
Meski tidak ada pernyataan resmi dari Istana maupun dari Bahlil, banyak pihak menduga pertemuan di Hambalang berkaitan dengan konsolidasi internal Koalisi Merah Putih (KMP) menjelang paruh pertama pemerintahan Prabowo-Gibran. Bahlil yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar menjadi salah satu figur kunci dalam koalisi tersebut.
Spekulasi bahwa pertemuan ini bisa saja membahas penyusunan kebijakan strategis atau penyesuaian posisi dalam kabinet juga mencuat. Apalagi menjelang rencana pembentukan lembaga baru dan kemungkinan reshuffle menteri yang santer diberitakan belakangan ini.
Jika benar pertemuan tersebut membahas soal arah politik koalisi dan strategi pemerintahan ke depan, maka peran Hambalang sebagai tempat strategis dalam pengambilan keputusan politik kembali terbukti relevan.
