Jakarta – Di tengah dinamika investasi asing, pemerintah memastikan bahwa mundurnya konsorsium LG Energy Solution dari proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia bukan ancaman serius.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pergantian investor seperti ini lazim terjadi dalam proyek berskala besar dan tidak akan mengganggu akselerasi pengembangan kendaraan listrik nasional.
Dalam keterangan pers pada Minggu (27/4/2025), Agus menyebut Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd dari Tiongkok sudah ditunjuk sebagai pengganti LG. Hal ini memastikan kelangsungan proyek strategis nasional tetap sesuai rencana dan target yang telah ditetapkan.
“Pergantian investor itu biasa dalam proyek besar. Target pengembangan kendaraan listrik tetap jalan,” ujar Agus Gumiwang.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa Indonesia telah memiliki sejumlah perusahaan produsen baterai kendaraan listrik, baik untuk roda dua maupun roda empat.
Dua di antaranya adalah PT Industri Ion Energisindo dan PT Energi Selalu Baru, yang memproduksi masing-masing 10 ribu dan 12 ribu baterai motor listrik per tahun dengan investasi puluhan miliar rupiah.
Sementara itu, di sektor mobil listrik, PT HLI Green Power—kolaborasi Hyundai Group dan LG—tetap beroperasi dengan kapasitas produksi tahap pertama 10 GWh, mendukung produksi hingga 170 ribu unit kendaraan listrik.
Ekosistem kendaraan listrik di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Pada 2024, produksi kendaraan listrik meningkat 78% dari tahun sebelumnya, dari 116 ribu unit menjadi 207 ribu unit.
“Kemajuan ini berkat berbagai kebijakan strategis pemerintah seperti pemberian insentif, penyusunan roadmap, dan penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),” jelas Agus.
Pemerintah sendiri menargetkan produksi sembilan juta motor listrik, 600 ribu mobil dan bus listrik pada 2030, yang diharapkan menghemat konsumsi BBM hingga 21,65 juta barel dan mengurangi emisi CO2 sebesar 7,9 juta ton.
Agus menegaskan pentingnya menjaga iklim investasi di sektor ini, mengingat efek bergandanya terhadap perekonomian nasional, termasuk penciptaan lapangan kerja baru.
Saat ini, Indonesia mencatat 63 perusahaan motor listrik, sembilan perusahaan mobil listrik, dan tujuh perusahaan bus listrik yang aktif berproduksi, dengan total investasi mencapai Rp 5,63 triliun.
“Dengan semua ini, kami tetap optimistis masa depan kendaraan listrik di Indonesia cerah,” tutup Menperin.