Bogor – Di tengah keraguan sejumlah pihak atas pendanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Presiden Prabowo Subianto dengan tegas memastikan bahwa anggaran program andalannya itu tersedia. Pernyataan itu ia sampaikan dalam perayaan HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Sabtu (15/02/2025).
“Biasa ada yang nyinyir, mana bisa kasih makan, uangnya enggak ada. Uangnya ada, Bung! Ada!” ujar Prabowo lantang, disambut tepuk tangan ribuan kader Gerindra.
Prabowo menegaskan, program MBG sudah dijalankan sejak awal Januari 2025, bahkan sebelum ia resmi dilantik sebagai Presiden pada Minggu (20/10/2024). Ia mengungkapkan bahwa Badan Gizi Nasional (BGN), yang menjadi ujung tombak pelaksanaan MBG, dibentuk oleh Presiden Joko Widodo menjelang akhir masa jabatannya.
“Siapa yang membentuk Badan Gizi Nasional? Pak Joko Widodo. Jadi, sejak Oktober, kita sudah kerja,” lanjut Prabowo, mengapresiasi peran Jokowi dalam perintisan program tersebut.
Menurut laporan terbaru, sejuta anak Indonesia telah menerima manfaat MBG hingga Februari ini. Pemerintah menargetkan hingga Juli 2025, sebanyak enam juta siswa akan mendapatkan makanan bergizi secara gratis di sekolah-sekolah seluruh Indonesia.
Dalam pidatonya, Prabowo juga menyinggung soal kritik yang kerap dilontarkan terhadap pemerintahannya. Ia menegaskan siap menerima kritik, tetapi mengingatkan agar kritik itu disampaikan secara obyektif, bukan karena dendam politik.
“Kritik yang benar, bukan karena dendam. Pilpres sudah selesai, saatnya kita bersatu membangun negeri,” kata Prabowo.
Pernyataan Prabowo turut diamini oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang hadir di acara tersebut. Jokowi menilai Prabowo sebagai pemimpin kuat dengan dukungan rakyat dan parlemen yang besar.
“Approval rating 100 hari Prabowo-Gibran itu 80,9 persen. Dukungan parlemen juga di atas 80 persen. Presiden dengan dukungan terkuat,” ujar Jokowi, disambut sorakan hadirin.
Jokowi bahkan berseloroh bahwa kini dirinya sering dijadikan “kambing hitam” atas berbagai persoalan, sementara Prabowo jarang disentuh kritik.
“Dikit-dikit yang salah Jokowi, dikit-dikit Jokowi. Coba sesekali nyalahin Pak Prabowo, enggak ada yang berani,” canda Jokowi, mengundang tawa peserta acara.
Program MBG menjadi bagian penting dari visi “Asta Cita” yang diusung pemerintahan Prabowo-Gibran untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Selain mengurangi stunting, program ini juga diharapkan mendorong perekonomian daerah lewat pemberdayaan petani, peternak, dan UMKM penyedia bahan pangan.
Lucy Kurniasari, anggota Komisi IX DPR RI, menyatakan optimisme bahwa program ini akan berdampak positif terhadap kesehatan anak-anak dan ekonomi lokal.
“Program MBG ini bukan hanya soal gizi, tapi juga membuka lapangan kerja dan memperkuat ketahanan pangan daerah,” kata Lucy saat diwawancarai terpisah.
Walau begitu, sejumlah pengamat masih menyoroti transparansi penggunaan anggaran MBG. Ekonom Indef, Bhima Yudhistira, mengingatkan agar pengawasan distribusi anggaran diperkuat demi mencegah potensi penyimpangan.
“Kita dukung program ini, tapi pemerintah harus memastikan pengawasan di lapangan ketat. Jangan sampai dana besar ini bocor atau tidak tepat sasaran,” ujar Bhima.
Dengan komitmen kuat pemerintah dan pengawasan yang transparan, banyak pihak berharap MBG mampu menjadi solusi nyata mengatasi masalah gizi dan stunting di Indonesia.
