Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa hingga saat ini, penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia masih berada dalam kendali. Kepala BNPB Suharyanto menyebut tawaran bantuan dari negara-negara seperti Australia dan Rusia belum diperlukan, karena Indonesia masih mampu mengelola situasi dengan kekuatan sendiri.
Pernyataan ini disampaikan Suharyanto usai mengikuti rapat koordinasi nasional bersama delapan gubernur dan Menteri Kehutanan di Ruang Pusdalops BNPB, Jakarta, pada Senin (28/7/2025). Ia menegaskan bahwa pemadaman udara melalui helikopter waterbombing dijalankan sepenuhnya oleh pihak Indonesia.
“Helikopter waterbombing kita kendalikan sepenuhnya. Kalau negara asing, kita khawatir tidak tahu persis titik api yang harus dipadamkan,” kata Suharyanto.
Menurutnya, efektivitas pemadaman bergantung pada ketepatan sasaran. Helikopter yang digunakan sudah dilengkapi kamera dan sistem penghitungan untuk memastikan air benar-benar menyiram titik api, bukan sembarangan dijatuhkan.
“Kalau heli terbang tetapi airnya tidak kena api, ya tidak selesai. Ada hitungannya, tidak sembarangan nyiram,” jelasnya.
Pada tahun 2023, Indonesia mengerahkan 48 helikopter untuk menangani karhutla saat terjadi El Nino. Sementara tahun ini, BNPB telah menyiagakan 24 helikopter, dan 14 di antaranya telah aktif beroperasi di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Kalimantan.
Suharyanto juga menegaskan bahwa penolakan terhadap bantuan luar negeri bukanlah bentuk penutupan diri, melainkan pertimbangan efektivitas dan kemandirian nasional. Ia menyebutkan bahwa Indonesia telah memiliki sumber daya dan teknologi yang cukup, termasuk modifikasi cuaca dari BMKG dan tim lapangan gabungan dari TNI, Polri, serta Manggala Agni Kementerian Kehutanan.
“Dengan demikian mudah-mudahan kita bisa berdiri di kaki kita sendiri terus selamanya,” ujar Suharyanto.
Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan kekuatan dalam negeri dalam penanganan bencana lingkungan, sekaligus menunjukkan kesiapan logistik dan operasional dalam menghadapi musim kemarau panjang yang masih berlangsung di beberapa wilayah.
