Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan barometer utama yang mencerminkan kinerja seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Indeks ini memberikan gambaran umum tentang pergerakan pasar saham Indonesia secara keseluruhan.
Pada 19 September 2024, IHSG mencapai rekor tertingginya dengan penutupan di level 7.905,39 poin. Namun, pada 18 Maret 2025, IHSG mengalami penurunan tajam sebesar 5%, yang menyebabkan penghentian perdagangan sementara oleh BEI untuk mencegah volatilitas pasar yang berlebihan.
Penurunan tersebut dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian kebijakan fiskal pemerintah dan aksi jual besar-besaran oleh investor asing. Dr. Rijadh Djatu Winardi dari Universitas Gadjah Mada menjelaskan bahwa defisit anggaran negara dalam dua bulan pertama tahun 2025 memperburuk kekhawatiran investor.
“IHSG mencerminkan respons pasar terhadap dinamika ekonomi dan politik dalam negeri,” ujar Dr. Winardi. “Kejelasan arah kebijakan fiskal sangat penting untuk menjaga kepercayaan investor.”
Bagi investor, memahami pergerakan IHSG penting untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Diversifikasi portofolio dan pemantauan kondisi pasar secara rutin dapat membantu memitigasi risiko yang mungkin timbul akibat fluktuasi indeks.