Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Curug Malela: Niagara Mini di Jantung Hutan Jawa Barat

Kyoto Kerek Tarif Wisata Demi Selamatkan Warisan Budaya

DPRD Kutim Desak Efisiensi Anggaran, Peringatkan Potensi Sanksi

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 14 November 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

‘No Buy Challenge 2025’: Gerakan Minimalisme di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Warga Indonesia, khususnya kelas menengah, mulai beralih ke gaya hidup minimalis melalui kampanye "No Buy Challenge 2025".
AssyifaAssyifa2 Januari 2025 Ekonomi
Kampanye No Buy Challenge 2025
Tantangan Tanpa Belanja 2025: Gaya Hidup Hemat di Tengah Kondisi Ekonomi yang Sulit (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Jakarta – Gelombang kampanye “No Buy Challenge 2025” melanda media sosial Indonesia di penghujung tahun 2024. Kampanye ini mengajak masyarakat untuk mengurangi konsumsi barang dan jasa sepanjang tahun 2025, yang dilatarbelakangi ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan pemerintah seperti kenaikan PPN dan biaya hidup lainnya.

No Buy Challenge yang viral di TikTok digunakan hampir 50 juta kali, menandakan tingginya antusiasme masyarakat terhadap tantangan ini. Beberapa warganet membuat daftar barang yang tidak akan dibeli selama setahun, seperti dekorasi rumah musiman, kopi take-away, hingga produk kecantikan, demi berhemat dan mengurangi dampak konsumsi berlebih.

“Ini bukan sekadar soal ekonomi, tapi juga melawan budaya konsumerisme yang makin parah,” ujar Cempaka Asriani, salah satu pelopor kampanye ini. Cempaka, yang dikenal sebagai pengusaha mode berkelanjutan, mengaku dulunya seorang shopaholic. Ia kini menganut gaya hidup minimalis dan merasa lebih bahagia serta bebas dari tekanan sosial untuk terus membeli barang.

Menurut Robertus Robet, dosen Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), kampanye ini mencerminkan upaya kelas menengah menghadapi ketidakpastian finansial. “Gerakan ini merupakan respons atas tekanan ekonomi, seperti inflasi, kenaikan biaya hidup, dan ekonomi serabutan yang semakin mendunia,” ungkapnya.

Selain alasan finansial, kampanye ini juga menjadi wujud kritik terhadap konsumerisme dan kesadaran akan krisis lingkungan. Dalam konteks ini, minimalisme dianggap sebagai cara hidup yang lebih ramah lingkungan dan memprioritaskan kesejahteraan mental.

Cynthia Suci Lestari, pendiri komunitas minimalisme “Lyfe With Less”, mengungkapkan bahwa gerakan ini memiliki makna mendalam. “No Buy Challenge adalah cara untuk mendidik diri agar bijak berkonsumsi. Fokusnya bukan hanya menghemat uang, tapi juga memaksimalkan barang yang sudah dimiliki,” ujar Cynthia.

Namun, tidak sedikit yang meragukan efektivitas kampanye ini. Menurut Robet, dampak jangka panjangnya pada ekonomi masih belum terlihat signifikan, mengingat konsumerisme tetap mendominasi pasar global.

Meski demikian, kampanye “No Buy Challenge 2025” memberikan titik tolak bagi masyarakat untuk melawan konsumsi berlebihan di tengah ketidakpastian ekonomi. Dengan meningkatnya kesadaran kolektif, gaya hidup minimalis dapat menjadi alternatif untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan material dan kebahagiaan batin

Ekonomi 2025 Gaya hidup Minimalisme No Buy Challenge
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleMantan Rektor UIN Bandung, Prof. Nanat Fatah, Tutup Usia
Next Article Xuan Son Cetak Brace, Vietnam Unggul Tipis Atas Thailand

Informasi lainnya

Dato Sri Tahir: Purbaya Sosok Tepat Atasi Tantangan Ekonomi Nasional

11 November 2025

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

5 November 2025

Gelombang PHK Global 2025: Amazon hingga Nestlé Pangkas Ribuan Pekerja

31 Oktober 2025

Soft Living: Hidup lebih pelan, bahagia lebih lama

29 Oktober 2025

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

15 Oktober 2025

Pangkas TKD Rp227 T, Menkeu Minta Pemda Berbenah

3 Oktober 2025
Paling Sering Dibaca

Tips Temukan Passion dan Bakat ala Remaja Masa Kini

Opini Alfi Salamah

Menikmati Kuliner Autentik Khas Turki, Dari Kudapan Manis hingga Minuman Tradisional

Food Alfi Salamah

Meski Terlambat, Tetap Harus Dipercepat

Editorial Udex Mundzir

Sawer Meriah di Kampung Citepus

Happy Lina Marlina

D’MASIV Menuju Panggung Dunia dari Ciledug ke Los Angeles

Happy Ericka
Berita Lainnya
Hukum
Alwi Ahmad20 September 2023

Antusias Siswa SMPN 3 Samarinda Ikuti Jaksa Masuk Sekolah

Fenomena Clipper, Profesi Baru yang Bikin Sarjana Geleng Kepala

Universitas Cipasung Tasikmalaya Cetak Guru Inovatif Lewat STEAM

Minat Masyarakat Positif, Okupansi Kereta Cepat Whoosh Stabil

APBD Kutim Turun Drastis, Pemkab Upayakan TPP ASN Tetap Aman

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.